Home Internasional Pakar Vaksin AS Dicopot karena Lawan Trump soal Obat Corona

Pakar Vaksin AS Dicopot karena Lawan Trump soal Obat Corona

Jakarta, Gatra.com - Rick Bright dicopot dari direktur Biomedis Penelitian Lanjutan dan Otoritas Pengembangan (BARDA) karena menentang penggunaan hydroxychloroquin dan chloroquine yang dipromosikan Donald Trump untuk mengobati coronavirus disease 2019 (Covid)-19.

Dikutip dari AFP, Kamis (23/4), pakar vaksin tersebut menyampaikan, pemecatan dilakukan badan pemerintah AS untuk mengembangkan perawatan dan vaksin pada Selasa (21/4). Kini ia ditempatkan pada posisi lebih rendah di Natioal Institutes of Health.

"Saya percaya transfer ini sebagai tanggapan atas desakan saya bahwa pemerintah menginvestasikan miliaran dolar yang dialokasikan oleh Kongres untuk mengatasi pandemi Covid-19 ke dalam solusi yang aman dan diselidiki secara ilmiah, dan bukan dalam obat-obatan, vaksin, dan teknologi lain yang tidak memiliki keunggulan ilmiah," katanya.

Bright mengatakan, penolakan ini adalah tanggapan langsung terhadap "arahan sesat" untuk mendukung penggunaan pengobatan malaria klorokuin dan hidroksi kloroquin untuk coronavirus. Obat ini dipromosikan oleh pemerintah sebagai obat mujarab, tetapi jelas tidak memiliki manfaat ilmiah.

"Sementara saya siap untuk melihat semua pilihan dan berpikir 'di luar kotak' untuk perawatan yang efektif, saya benar menolak upaya untuk memberikan obat yang tidak terbukti atas permintaan kepada masyarakat Amerika," ujarnya.

Sejak pertengahan Maret, Trump yang didukung oleh saluran Fox News yang konservatif, telah mengadvokasi penggunaan klorokuin untuk mengobati infeksi Covid-19, meski minim bukti dari penelitian tentang keamanan atau efektivitasnya.

Meskipun penasihat sainsnya sendiri menyarankan perlu penelitian lebih lanjut soal obat ini, Trump berulang kali mendorong penggunaan obat tersebut dan mengklaim bahwa obat itu bisa menjadi "hadiah dari Tuhan" untuk melawan pandemi coronavirus.

Pada hari Selasa, hasil studi hidroksi kloroquine terbesar yang didanai oleh pemerintah AS, menunjukkan tidak ada manfaat terhadap penyakit dibandingkan perawatan standar. Bahkan faktanya menunjukkan penggunaan hydroxychloroquine dikaitkan dengan lebih banyak kematian.

Bright mengatakan, akan meminta inspektur jenderal Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan untuk menyelidiki politisasi administrasi Trump terhadap BARDA dan para ilmuwan yang menekan untuk mendukung perusahaan-perusahaan dengan koneksi politik.

"Mengesampingkan saya di tengah pandemi ini dan menempatkan politik dan kronisme di depan sains menempatkan kehidupan dalam risiko dan menghambat upaya nasional untuk secara aman dan efektif mengatasi krisis kesehatan masyarakat yang mendesak ini," katanya.

228