Home Kesehatan Bayi Meninggal, RSUP M Djamil Akui Kurang Aspek Pelayanan

Bayi Meninggal, RSUP M Djamil Akui Kurang Aspek Pelayanan

Padang, Gatra.com - Pihak RSUP M Djamil Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), akhirnya mengklarifikasi viralnya dugaan menelantarkan seorang bayi warga Pariaman hingga meninggal dunia pada 29 April 2020 lalu.

Direktur Utama RSUP M Djamil Padang, Yusirwan Yusuf mengakui masih adanya kekurangan dalam aspek pelayanan kepada pasien. Akibatnya, banyak di antara masyarakat atau pasien yang kurang puas ketika dirujuk di RSUP M Djamil Padang tersebut. "Kalau dilihat dari kronologisnya, karena masih lemahnya sistem rujukan dari rumah sakit jejaring dengan rumah sakit pusat," dalih Yusirwan ketika diterima secara tertulis Gatra.com di Padang, Senin (4/5).

Padahal, kata Yusirwan, pihaknya telah menyepakati melalui Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Sumbar dan Dinas Kesehatan, bahwa pasien terduga coronavirus diasease (Covid-19) yang dikirim ke RSUP M Djamil harus diberikan data pendahuluan.

Hal yang dimaksud Yusirwan, ada beberapa persyaratan yang harus dikirim ke RSUP M Djamil, dengan mengontak terlebih dahulu agar bisa mempersiapkan kondisi-kondisi emergency pada pasien. Misalnya, pemeriksaan laboratorium dan rontgen foto thorax pasien bersangkutan. "Namun pada kenyataannya, pasien tidak dibekali dengan data-data yang lengkap tadi," sambung Yusirwan ketika menjelaskan.

Dirut RSUP M Djamil itu menilai, pasien bayi yang meninggal gejala utamanya pada screening terimbas Covid-19, sebab ada sesak nafas. Apalagi, beberapa keluhan gejala klinis menjadi dasar utama memilah pasien, sebab penyakit pandemi saat ini menular, sehingga perlu perlakuan khusus.

Lebih lanjut Yusirwan menjelaskan, seharusnya setelah adanya hasil rontgen foto thorax, adanya bronkopnemuonia, akan diambil swab untuk memastikan pasien positif atau negatif Covid-19 melalui Polymerase Chain Reaction (PCR). Namun keluarga pasien menolak melakukannya. "Keluarga pasien menolak, sehingga ujung-ujungnya terjadi seakan-akan terbengkalai pelayanan. Jadi ini karena miskomunikasi, sehingga kejadian ini terjadi," ujarnya.

Menurut Yusirwan, siapapun pasien yang masuk ke emergency, sesak atau tidak sesak nafas, harus dilakukan dengan tata laksana pasien Covid-19. Dengan harapan, ke depannya RSUP M Djamil Padang waktu responnya lebih cepat, terutama dengan pasien commorbid berat.

Selain itu, ia juga menegaskan, pihaknya dari RSUP M Djamil Padang akan tetap memberikan berbagai upaya perbaikan internal ke depannya. Salah satunya akan memberlakukan disaster plan, agar kasus yang berat serupa tidak terulang lagi karena waktu respon yang lambat.

Sebelumnya, Gatra.com telah memberitakan, bahwa seorang bayi berusia satu bulan anak pasangan Rydha dan Fery Hermansyah warga Pariaman meninggal dunia, yang diduga akibat kelalaian tenaga medis RSUP M Djamil Padang yang tidak cepat tanggap dalam penanganan.

Peristiwa tersebut viral di media sosial, setelah kronolgisnya diunggah ibu bayi, Rydha atas meninggalnya Isyana Putri Aisyah tersebut. Peristiwa pahit itu dialami warga Jawi Jawi II Pariaman Timur, saat merujuk putri kecilnya ke RSUP M Djamil Padang, namun ditelantarkan oleh tenaga medis.

"Kita dirujuk ke RSUP M Djamil Padang, sekitar pukul 14.00 WIB kita sampai, tapi ditolak tenaga medis. Setelah tiga jam menunggu baru diterima, tapi anak kami sudah meninggal," ungkap Rydha menceritakan kepada Gatra.com, Minggu (3/5) malam.

Atas kekecewaannya tersebut, Rydha dan Fery Hermansyah suaminya, mengunggah peristiwa pahit yang dialaminya di RSUP M Djamil Padang itu di facebook. Foto Isyana, bayi mungil beserta kronolis lengkapnya pun ditulis. Bahkan unggahannya viral dan mendapat respon serta dukungan dari banyak pihak.

825