Home Gaya Hidup Beda Sikap Salat Id Bikin Masyarakat Karanganyar Bimbang

Beda Sikap Salat Id Bikin Masyarakat Karanganyar Bimbang

Karanganyar, Gatra.com - Rencana salat Idul Fitri berjamaah di alun-alun Karanganyar membingungkan masyarakat. Di satu sisi, Kemenag Karanganyar menganjurkan salat Id di rumah saja untuk menghindari risiko lebih besar penularan Covid-19. Namun, Bupati Juliyatmono justru menggelarnya di tanah lapang dengan menjadikan dirinya khatib dan imam salat Idul Fitri.

Kepala Kemenag Karanganyar Wiharso mengatakan tetap berpegang teguh Surat Edaran Menteri Agama No 6 Tahun 2020 tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 H. Di dalamnya tidak menganjurkan ibadah berjemaah yang menyebabkan kerumunan dan kontak fisik.

Salat idul fitri di tanah lapang, masjid maupun musala yang berisiko juga tidak dianjurkan. Sebagai gantinya, salat id dapat ditunaikan di rumah secara berjamaah dengan keluarga inti. Mengenai keputusan bupati menggelarnya di tanah lapang, Wiharso tidak akan mencegahnya. Hanya saja ia berharap para ASN di lingkungan Kemenag tegak lurus dengan imbauan pemerintah pusat.

Baca juga:Jadi Imam Salat Id, Juliyatmono Jamin Khotbahnya Singkat

"Orang Kemenag harus taat secara vertikal dengan pimpinannya. Yakni mematuhi edaran Menag No 6 tahun 2020. Kalaupun pak bupati selaku ketua gugus tugas penrcepatan penanganan Covid-19 memiliki pandangan tersendiri, itu hak beliau," katanya.

Ia tak menginginkan terjadi benturan antara Kemenag dengan Pemda gara-gara berlainan sikap. Yang dikhawatirkannya justru itu membuat masyarakat bimbang. Menurutnya, kondisi semacam ini memberi pelajaran berharga untuk demokrasi lebih baik.

"Saya sendiri salat Id di rumah dengan lima anak saya," katanya.

Meski salat Id di rumah maupun di luarnya, Bupati Juliyatmono maupun Kepala Kemenag Wiharso menekankan pentingnya silaturahmi dengan menjaga jarak dan menghindari kontak langsung. Protokoler kesehatan tak boleh disepelekan demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. .

155