Home Hukum Kearifan Lokal Tetap Efektif Tangkal Radikalisme Kala Wabah

Kearifan Lokal Tetap Efektif Tangkal Radikalisme Kala Wabah

Yogyakarta, Gatra.com - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Daerah Istimewa Yogyakarta menilai kearifan lokal masyarakat menjadi cara efektif menekan penyebaran radikalisme, termasuk di tengah wabah Covid-19.
 
Hal itu menjadi benang merah dalam diskusi daring bertema 'Pencegahan Radikalisme dan Terorisme dalam Kondisi Pandemi Covid-19', Jumat (22/5) malam. 
 
Ketua FKPT DIY Mukhtasar Syamsuddin menceritakan penelitian FKPT dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada 2018 menunjukkan kearifan lokal masyarakat DIY berperan penting dalam mencegah dan menangkal perkembangan radikalisme.
 
"Faktor kearifan lokal menempati urutan teratas daya tangkal masyarakat terhadap radikalisme. Disusul kemudian faktor kesejahteraan, kebebasan, kepercayaan umum, keadilan dan faktor pertahanan kemanan," katanya.
 
Kekuatan kearifan lokal masyarakat DIY ini dinilai mengejutkan. Pasalnya penelitian 2017 menunjukkan potensi radikalisme masyarakat DIY di angka  55,0 atau masuk kategori potensi sedang.
 
"Padahal kita ketahui masyarakat DIY sangat terbuka terhadap kebudayaan asing. Namun begitu, kearifan lokal sebagai penangkal kebudayaan yang tidak sesuai," jelasnya.
 
Ketua Pengelola Mata Kuliah Wajib Umum UGM Mustofa Anshori mengatakan pencegahan radikalisme bukan proses instan. Langkah itu tidak bisa dilakukan dalam tempo singkat dan butuh proses panjang.
 
Menurutnya, pendidikan harus terus menerus dilakukan untuk mencegah radikalisme, termasuk pendidikan agama yang baik dan benar.
 
"Pendidikan harus memartabatkan manusia. Pendidikan harus membebaskan. Membebaskan dari masalah, membebaskan dari ketidaktahuan," katanya.
 
Kepala Kesbangpol DIY Agung Supriyono menyebut peran masyarakat untuk membentuk kelompok- kelompok berideologi Pancasila cukup efektif dalam mencegah radikalisme di Yogyakarta.
 
"Kelompok masyarakat semacam ini telah banyak terbentuk dan menyebar ke seluruh DIY. Partisipasi mereka dalam menjaga Pancasila sangat tinggi," katanya.
 
Berlangsung secara online, diskusi ini berlangsung  selama 1,5 jam dan diikuti  45 peserta dari kalangan akademisi, praktisi, hingga mahasiswa.
308