Home Milenial Rektor UNS: Kreativitas Senjata Pamungkas Saat New Normal

Rektor UNS: Kreativitas Senjata Pamungkas Saat New Normal

Solo, Gatra.com – Kehidupan kenormalan baru akan menjelma gaya hidup masyarakat pada masa pandemi Covid-19. New Normal akan berjalan hampir di semua sektor kehidupan tak terkecuali institusi pendidikan. Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Prof. Jamal Wiwoho mengatakan peradaban baru itu akan membawa seseorang akan bersifat lebih peduli kepada dirinya dan orang lain.

Sinkron dalam pemikiran yang berujung tidak hanya kepada sikap toleransi tapi juga sikap saling menghargai. “Dan inilah puncak amalan tertinggi kita, untuk memulai sebuah adab baru (New Normal) dimana masker, cuci tangan dan physical distancing hanyalah simbol saja. Makna bahkan nilai yang yang terdapat dalam simbol-simbol tersebut adalah respect to the others dan respect to be respected,” ujar Jamal dalam keterangannya saat Halalbihalal dengan Sivitas Akademika UNS pada Selasa (26/5).

Ia mengatakan paska Idulfitri, masyarakat akan mulai terbiasa dengan kenormalan baru yang mengarus-utamakan kegiatan berbasis kesehatan dan keselamatan. “Berbagai kebiasaan yang kerap dilakukan mulai dari gaya hidup sampai dengan prinsip utama beribadahpun harus mengalami penyesuaian. Satu-satunya yang dapat dilakukan adalah Work From Home dan Pray at Home. Dan kehidupan seperti berhenti, namun hidup harus tetap jalan terus”.

Hidup berdampingan dengan Covid-19 menurutnya menjadi opsi yang dijalankan pemerintah. Di masa pandemi, tidak harus kreativitas menjadi mandek, serta bisnis dan sekolah mengalami stagnasi.

“Kreativitas menjadi senjata pamungkas untuk beradaptasi dan shifting atau bergeser pada pattern bisnis yang baru. Sikap solidaritas, kepedulian dan kebersamaan harus menjadi tameng jiwa sosial kita,” ucap mantan Inspektorat Jenderal Kemenristekdikti itu.

Sektor pendidikan menurutnya juga perlu melakukan adaptasi saat fase kenormalan baru berlangsung. Kegiatan belajar mengajar harus selalu berlangsung meski lokasinya bergeser dari sekolah ke rumah. “Di bidang pendidikan, mungkin perlu untuk tidak menghujani siswa dan mahasiswa dengan tugas-tugas yang menumpuk, tapi membuat laboratorium sekolah di rumah,” katanya.

Selain mengisi kognitif siswa dengan kurikulum, penting bagi peserta didik untuk mengingatkan siswa untuk menjaga nutrisinya agar punya daya tahan tubuh yang kuat. “Siswa menghitung jumlah kalori yang masuk ke tubuhnya setiap hari adalah pelajaran olah raga, biologi, fisika, statistika, Matematika dan kimia. Siswa menyapu halaman rumah adalah pelajaran PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) dan pelajaran algoritma”.

Kemampuan guru juga sangat dibutuhkan dalam memberikan akses pembelajaran secara online yang selama ini praktiknya jarang mereka lakukan. “Jika kita tidak ada skenario pendidikan seperti ini, sudah hampir 3 bulan siswa bersekolah online dari guru yang sama sekali belum pernah mengajar online, maka suatu hari kita akan kehilangan satu generasi yang terampil dalam pengetahuan,” ujar Jamal.

Dirinya berharap horor Covid-19 dapat segera berakhir dan masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa. “Negara ini harus mempunyai skenario 100 hari hidup berdampingan dengan virus corona. Penambahan jumlah angka positif Covid-19 yang semakin besar dalam 3 hari terakhir cukup mengkhawatirkan dan harus kita sikapi,” pungkasnya.

215