Home Ekonomi Wisata Kuliner di Kawasan Parangtritis Mulai Buka

Wisata Kuliner di Kawasan Parangtritis Mulai Buka

Bantul, Gatra.com - Usai dua bulan libur karena pagebluk Covid-19, beberapa rumah makan di Pantai Depok, Parangtritis, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai uji coba beroperasi dengan penerapan protokol kesehatan, Minggu (31/5). Pembukaan wisata kuliner masakan laut secara terbatas ini ditinjau Bupati Bantul Suharsono.

Sutarlan, Ketua Mina Bahari, koperasi kawasan wisata Pantai Depok, menjelaskan beroperasinya beberapa rumah makan sesuai kesepakatan anggota koperasi.

"Memang tidak semua warung dibuka. Hanya yang siap menerapkan protokol kesehatan yang kami beri kesempatan. Ini juga sebagai upaya menghidupkan geliat ekonomi," katanya.

Sebanyak 10 dari 35 warung di Depok mengikuti uji coba ini. Warung-warung ini mengurangi jumlah meja dan kursi hingga separuh kapasitas sebagai upaya jaga jarak. Setiap warung juga diwajibkan menyediakan lebih dari satu tempat cuci tangan dilengkapi sabun.

"Terpenting ada geliat ekonomi dulu. Karena jika warung sudah buka, dipastikan ekonomi mulai berjalan dan masyarakat tidak terpuruk," kata Sutarlan.

Ia berharap, meski uji coba dan pembukaan resmi objek wisata menunggu kepastian pemerintah, banyak tamu datang ke warung-warung di pantai ini.

Pengelola rumah makan 'Salsabila', Dardi Nugroho, mengatakan pada hari pertama buka ini, mayoritas tamu adalah pelanggan.

"Beberapa tamu yang datang hari ini sebelumnya bertanya lewat Whatsapp. Ini mereka kami kabari buka hari ini," ujarnya.

Usai berkunjung ke warung-warung, Bupati Bantul Suharsono menyatakan usulan pembukaan kawasan Parangtritis ke Gubernur DIY dilatari menggeliatnya ekonomi Kota Yogyakarta dan Sleman mulai Juni 2020.

"Hotel-hotel di Kota dan Sleman sudah mulai buka. Karena di Bantul tidak banyak hotel, kami inginkan kawasan Parangtritis diprioritaskan Gubernur," katanya.

Sambil mengutip pernyataan Gubernur DIY, Suharsono menyatakan keputusan pembukaan objek wisata di masa pandemi diserahkan ke pimpinan daerah.

Namun Suharsono meminta sinergi antara pemerintah dan pelaku pariwisata terus ditingkatkan, terutama soal penerapan protokol kesehatan. "Karena akan banyak risiko jika kita mengabaikan penerapan protokol kesehatan," katanya.

511