Home Ekonomi Wamendes: Peluang Rebound Ekonomi Desa Lebih Besar

Wamendes: Peluang Rebound Ekonomi Desa Lebih Besar

Jakarta, Gatra.com - Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi mengatakan, peluang rebound ekonomi desa lebih besar dibandingkan ekonomi kota pasca pandemi Covid-19.

“Memang semua kajian, semua diskusi yang kita lakukan, desa ini adalah wilayah yang paling cepat pulih pasca pandemi Covid-19. Dengan data-data penderita Covid-19 sedikit, potensinya masih sangat besar,” katanya di Jakarta, Rabu (17/6).

Potensi ini dilihat dari data Kemendes PDTT yang menunjukkan adanya kelompok pertokoan di 6.809 desa, pasar dengan bangunan permanen di 6.236 desa, pasar dengan bangunan semi permanen di 8.781 desa, pasar tanpa bangunan di 4.317 desa, hingga hotel di 1.709 desa.

“Bayangkan potensinya itu, hotel untuk desa wisata dan lainnya. Sementara ada BUMDes aktif bertransaksi 37.125 BUMDes,” tambahnya.

Selain itu, tersedia lahan intensifikasi di kawasan transmigrasi seluas 1,8 juta Ha, 509.000 Ha dialih telah siap digunakan. Intensifikasi ini, diupayakan dengan melakukan penanaman yang lebih cepat, musim tanam yang lebih cepat, serta penerapan teknologi dan manajemen baru.

“Ini bisa disetujui, dapat menyokong ketahanan pangan di Indonesia dan juga dapat memperbaiki ketergantungan bahan pangan negara kita. Desa pertanian makanan itu sekitar 65.325 desa. Desa pertanian non pangan sekitar 4.748 desa,” jelasnya.

Budi menambahkan, Kemendes PDTT juga mendorong desa-desa di seluruh Indonesia untuk melakukan transformasi ekonomi digital. Salah satunya dengan melakukan pengubahan sistem jual beli pasar yang semula konvensional beralih pada sistem dalam jaringan atau online.

“Kita paham bahwa kendala atau kesulitan menjual produk ke pasar karena terbatasnya pertemuan produsen dan konsumen di lapangan. Desa ini punya produksi tapi proses pemasarannya masih bermasalah. Perubahan pemasaran dari offline ke online ini menggunakan market place yang sudah bekerja sama dengan hampir seluruh institusi BUMDes yang ada di desa-desa,” ungkap Budi.

Program aplikasi intensif karya desa (PKTD) yang mendayagunakan Sumber Daya Alam (SDA), teknologi tepat guna, inovasi dan Sumber Daya Manuisa (SDM) desa. Para pekerja dalam program PKTD ini memprioritaskan bagi anggota keluarga miskin, penganggur dan setengah penganggur, serta anggota masyarakat marjinal lainnya dengan pembayaran upah yang diberikan setiap hari.

“Ini bagian dari program PKTD untuk mendorong atau meningkatkan daya beli masyarakat khusus di pedesaan. Meningkat jika daya beli meningkat, akan menggerakkan roda pertumbuhan,” tandasnya.

208