Home Ekonomi Tingkatkan Daya Saing, Krakatau Steel Harus Pelajari Posco

Tingkatkan Daya Saing, Krakatau Steel Harus Pelajari Posco

Jakarta, Gatra.com - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Dirjen ILMATE) Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier mengatakan, industri baja berhubungan erat dengan ketahanan nasional. Oleh karena itu, pemerintah perlu mendorong efektivitas produksi serta teknologi industri baja.

“Karena ini sangat strategis dan rencana induk pembangunan industri kita juga sudah memasukkan baja ini sebagai salah satu bagian dari industri prioritas,” katanya di Jakarta, Rabu (24/6).

Apalagi, lanjutnya, dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, utilitas industri baja mengalami penurunan yang cukup signifikan. Maka, insentif-insentif fiskal yang diberikan pemerintah harus lebih didorong lagi agar industri baja bisa tetap memiliki pertumbuhan yang positif.

“Pemerintah juga punya instrumen TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri). Kalau dilihat dari konsumsi atau demand nasional, ini perlu didorong. Misalnya dengan produk Krakatau Steel bisa diterima di proyek-proyek pemerintah atau proyek BUMN lain, ini juga perlu diperluas dalam konteks TKDN-nya,” ujarnya.

Taufiek menambahkan, PT Krakatau Steel (Tbk) sebagai perusahaan industri baja negara harus bisa meningkatkan daya saingnya sebagai ujung tombak industri baja nasional. Salah satunya dengan mempelajari strategi industri baja lain seperti Posco.

“Kita ambil contoh Posco saja. Posco itu sekarang hampir mencapai 42 juta ton produksinya, lahirnya sama sekitar tahun 1960. Ternyata Posko itu sekitar tahun 1980 mendirikan semacam universitas yang memang science di bidang baja untuk material. Jadi diversifikasi produknya itu betul-betul diarahkan untuk mencapai competitiveness dan daya saingnya. Ini sangat penting sekali science and technology di bidang material baja ini,” jelasnya.

Bahkan, Taufiek menyebut, Posco membuat divisi Posco Steel untuk pasar domestik dan Posco street untuk pasar-pasar luar negeri. Diharapkan, Krakatau Steel bisa mempelajari dengan baik strategi-strategi Posco yang dinilai sangat offensive dalam meningkatkan daya saing produk.

“Ini mungkin suksestori yang bisa dipelajari sehingga Krakatau Steel ke depannya bisa expand ke beberapa negara yang bisa kita masuk,” ucapnya.

Taufiek tidak menampik fakta bahwa teknologi produksi baja Indonesia saat ini masih tertinggal dari negara lain. Untuk mengatasi hal ini diperlukan langkah berupa join investment dengan industri baja negara lain yang memiliki teknologi memadai.

“Saya kira Krakatau Steel juga sudah join investment dengan Posko, Nipon, dan sebagainya. Itu satu langkah yang mungkin bisa membuat kekuatan dari Krakatau Steel untuk mendukung produksinya,” katanya.

550