Home Kesehatan Uskup Emeritus Purwokerto, Mgr Sunarka Tutup Usia

Uskup Emeritus Purwokerto, Mgr Sunarka Tutup Usia

Purwokerto, Gatra.com - Uskup Emeritus Keuskupan Purwokerto, Mgr Julianus Kema Sunarka SJ meninggal di Rumah Sakit Elisabeth, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (26/6) siang. Misa Requiem dan pemakaman direncanakan dilangsungkan di kompleks Girisonta, Kabupaten Semarang, Sabtu (27/6) pukul 10.00.

Sekretaris Jenderal Keuskupan Purwokerto, Romo FX Bagyo Purwosantosa Pr, mengatakan, Uskup Emeritus yang akrab disapa Romo Narko itu dilarikan ke rumah sakit pada Jumat pagi lantaran mengalami sesak napas. Namun, pada pukul 13.50, Mgr Sunarka telah meninggal dunia.

"Beliau mempunyai sakit jantung sejak lama. Tahun 2015 juga pernah dirawat di RS Sint Carolus Jakarta. Jantungnya bengkak. Mungkin sesak karena jantungnya itu," kata dia, ketika dihubungi usai misa tirakatan di Gereja Katedral Kristus Raja, Purwokerto, Jawa Tengah, Jumat (26/6) malam.

Menurut dia, meski telah pensiun atau emeriti sebagai Uskup, umat Katolik di Keuskupan Purwokerto merasa sangat kehilangan. Sebab, para umat begitu terkesan dengan sosoknya yang sederhana dan sangat dekat dengan siapa saja.

Romo Narko memiliki kebiasaan blusukan ke stasi atau gereja yang berada di pelosok daerah. Selain itu, beliau juga dikenal dekat dengan sejumlah tokoh lintas agama serta budayawan Banyumas seperti Ahmad Tohari.

"Jauh sebelum istilah blusukan dikenal pejabat saat ini, beliau sudah blusukan sejak tahun 2000 saat mulai menjabat Uskup Purwokerto. Setiap Hari Raya Idulfitri, Romo Narko juga memiliki kebiasaan berkunjung ke tokoh-tokoh agama dan budayawan selama dua hari berturut," terangnya.

Sebagai penghormatan terakhir, kata Bagyo, misa requiem dilaksanakan di Pemakaman Girisonta, Semarang, Sabtu (27/6). Akan tetapi, umat tidak boleh menghadiri secara langsung karena pandemi Covid-19 dan penerapan protokol kesehatan.

"Tetapi bagi umat yang ingin menyaksikan secara daring melalui kanal Youtube Jesuit Indonesia," kata dia.

Mgr Sunarka dilahirkan di Minggir, Sleman, DI Yogyakarta tahun 1941. Imam yang ditahbiskan pada 3 Desember 1975 ini dikenal nyentrik dan dekat dengan umat. Dia selalu mengenakan blangkon atau penutup kepala adat Jawa dalam kesehariannya.

Tak hanya itu, Mgr Sunarka juga dikenal memiliki kemampuan mencari sumber-sumber air melalui doa.

Bagyo menuturkan, pada tahun 2016, imam kharismatik yang memimpin Keuskupan Purwokerto sejak 10 Mei 2000 tersebut mengundurkan diri. Sebab usianya telah lanjut dan kondisi kesehatan yang tidak stabil.

3358