Home Teknologi Bumi Bongsor Mengorbit Bintang Separuh Matahari yang Tenang

Bumi Bongsor Mengorbit Bintang Separuh Matahari yang Tenang

Gottingen, Jerman, Gatra.com - Eksoplanet tetangga dekat kita memberikan peluang terbaik untuk studi terperinci, termasuk mencari bukti kehidupan di luar Tata Surya. Dalam penelitian yang dipimpin Universitas Gottingen, tim astronom RedDots telah mendeteksi sistem planet super-Bumi yang mengorbit bintang tetangga dekat Matahari, Gliese 887, bintang katai merah paling terang di langit. Spacedaily.com, 26/06.

Super-Earth adalah planet yang memiliki massa lebih tinggi dari Bumi tetapi jauh di bawah raksasa es lokal kita, Uranus dan Neptunus. Bumi bongsor yang baru ditemukan itu terletak dekat dengan zona layak huni si kerdil merah, tempat air bisa hadir ada dalam bentuk cair, dan bisa jadi berupa planet cadas. Hasil penelitian itu diterbitkan dalam jurnal Science.

Tim astronom RedDots memantau kerdil merah, menggunakan spektograf HARPS di Observatorium Selatan Eropa di Chili. Mereka menggunakan teknik yang dikenal sebagai "Goyangan Doppler", yang memungkinkan mereka untuk mengukur goyangan kecil bintang yang disebabkan oleh tarikan gravitasi planet.

Mereka menemukan kurcaci merah memiliki setidaknya dua exoplanet "super-Bumi", dijuluki Gliese 887 b dan Gliese 887 c. Yang pertama adalah sekitar 4,2 kali massa Bumi dan mengorbit hanya 6,8% (10,2 juta kilometer) dari satuan astronomi (AU) dari bintangnya (satu unit astronomi adalah jarak rata-rata antara Bumi dan Matahari/150 juta kilometer), sedangkan yang terakhir sekitar 7,6 kali massa Bumi dan orbitnya 12% AU (18 juta kilometer) dari kurcaci merah.

Sinyal reguler sesuai dengan orbit hanya 9,3 dan 21,8 hari, menunjukkan dua super-Bumi - Gliese 887b dan Gliese 887c - keduanya lebih besar dari Bumi berlari cepat mengorbit bintang induknya. Jauh lebih cepat bahkan dari Merkurius. Para ilmuwan memperkirakan suhu Gliese 887c sekitar 70 oC.

Gliese 887 adalah salah satu bintang terdekat dengan Matahari pada jarak sekitar 11 tahun cahaya. Itu jauh lebih redup dan berukuran sekitar setengah ukuran Matahari kita, yang berarti bahwa zona layak huni Gliese 887 lebih dekat daripada jarak Bumi dari Matahari. RedDots menemukan dua fakta menarik tentang Gliese 887, yang ternyata menjadi kabar baik tidak hanya untuk planet yang baru ditemukan tetapi juga bagi para astronom.

Yang pertama adalah bahwa katai merah memiliki sangat sedikit bintik bintang, tidak seperti Matahari kita. Bintik bintang memicu ledakan di permukaan bintang (flare) yang melontarkan material bintang ke angkasa. Jika Gliese 887 sama aktifnya dengan Matahari kita, kemungkinan bahwa angin bintang yang kuat - material yang mengalir keluar yang dapat mengikis atmosfer planet - akan menyapu atmosfer planet.

Ini berarti bahwa planet yang baru ditemukan dapat mempertahankan atmosfernya, atau memiliki atmosfer yang lebih tebal dari Bumi, dan berpotensi menampung kehidupan, meskipun GJ887c menerima lebih banyak cahaya daripada Bumi.

Fitur menarik lainnya yang ditemukan tim adalah kecerahan Gliese 887 hampir konstan. Oleh karena itu, akan relatif mudah untuk mendeteksi atmosfer sistem super-Bumi, menjadikannya target utama bagi Teleskop Luar Angkasa James Webb, penerus Hubble Telescope.

Dr Sandra Jeffers, dari Universitas Gottingen dan penulis utama studi ini, mengatakan: "Planet-planet ini akan memberikan kemungkinan terbaik untuk studi yang lebih terperinci, termasuk pencarian kehidupan di luar Tata Surya kita."

350