Home Milenial Detektif Bahasa Bongkar Kesalahan Berbahasa Kita

Detektif Bahasa Bongkar Kesalahan Berbahasa Kita

Jakarta, Gatra.com – Tingkat kesalahan masyarakat Indonesia dalam berbahasa Indonesia maupun Inggris ditengarai telah mencapai tingkat yang tinggi.

Celakanya, kesalahan berbahasa tersebut juga dilakukan oleh sebagian pejabat, guru, dosen, jurnalis, instruktur pelatihan, dan mahasiswa. Kelompok yang seharusnya menjadi role model atau teladan bagi lapisan-lapisan masyarakat lainnya dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam ragam lisan maupun tulisan.

Baca Juga: Ini Pendapat Akademisi soal Poster Debat Adian Vs Erick

Ridwan Arifin, M.Hum, seorang kolumnis bahasa yang kini tengah lanjut studi di Flinders University, Australia mengungkapkan bahwa kesalahan-kesalahan orang Indonesia dalam berbahasa Indonesia mencakup kesalahan dalam ragam tulisan. Misalnya seperti pada tataran ejaan “praktek” atau praktik”, imbuhan “menegakkan” atau “menegakan”, kata “bus” atau “bis”, frasa “terdiri dari” atau “terdiri atas”, kekeliruan penggunaan kata penghubung “di mana”, serta efektivitas sebuah kalimat.

“Kesalahan penulisan tersebut dapat ditemukan di media cetak dan elektronik, karya ilmiah, surat resmi, peraturan-peraturan, dan iklan,” ujarnya dalam pernyataan yang diterima Gatra.com, Sabtu (4/7).

Mendasari pengamatannya pada pemakaian bahasa Indonesia di berbagai forum, media dan ruang-ruang publik, Ridwan lebih lanjut mengatakan bahwa penyebab kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia karena sebagian orang menyepelekan bahasa Indonesia, merasa malas mengecek sebuah kata atau arti kata dengan membuka PUEBI atau KBBI, serta sikap mental orang Indonesia yang rendah.

Baca Juga: Resmi Dilantik, Tiga Wajah Baru Isi Posisi Wakil Rektor UNP

Sementara itu, pakar linguistik yang juga dosen Sosioteknologi ITB Bandung, Dr Nia Kurniasih, M.Hum mengungkap bahwa kesalahan-kesalahan orang Indonesia dalam berbahasa Inggris, biasanya terjadi pada tataran gramatika dan sintaksis, substansi, serta pilihan kata.

Berdasarkan pengalamannya mengajar di ITB dan kampus-kampus lain, kesalahan-kesalahan banyak disebabkan oleh kebiasaan melakukan ‘penerjemahan’ dari bahasa ibu ke bahasa asing, dalam hal ini ke bahasa Inggris, dan kebiasaan menggunakan pola berpikir dalam bahasa Indonesia ketika menyatakan gagasan dalam bahasa Inggris.

“Akibatnya, terjadi pemilihan kata dan struktur kalimat yang tidak tepat,” imbuh dia.

Baca Juga: 23.092 Peserta Ikuti UTBK SBMPTN Undip dengan Protokol Covid

Prihatin atas kondisi ini, STBA LIA Jakarta bekerja sama dengan KENYA Studio menggelar webinar bertema Detektif Bahasa Bongkar Kesalahan Berbahasa Kita. Dosen, penulis fiksi, sekaligus moderator webinar ini, Iwan “Bung Kelinci” Sulistiawan menjelaskan bahwa dua pakar bahasa tersebut akan bertindak layaknya detektif bahasa. Mereka bukan cuma mengidentifikasi masalah-masalah kesalahan berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris, melainkan juga memberi solusi untuk mengatasi atau paling tidak mengurangi kesalahan-kesalahan berbahasa tersebut.

Peserta webinar diharapkan berasal dari kalangan guru/dosen, wartawan/jurnalis, instruktur pelatihan, dan mahasiswa. Webinar ini gratis dan peserta juga mendapatkan e-sertifikat secara cuma-cuma. Karena kuota terbatas, calon peserta diharapkan segera mendaftar di bit.ly/detektifbahasa.

Webinar dilaksanakan via Google Meet pada hari Sabtu, 18 Juli 2020, pukul 10 sampai 12 WIB. Peserta yang sudah mendaftar akan masuk ke dalam grup WhatsApp di mana mereka akan mendapat materi untuk diskusi harian beberapa hari sebelum hari-H webinar.

1082