Home Olahraga Izin Mengalir, Pelatnas Kembali Bergulir

Izin Mengalir, Pelatnas Kembali Bergulir

Setelah vakum lebih dari tiga bulan, PB PASI akan kembali menggelar pelatnas pada Agustus. Ada 20 atlet yang dipersiapkan untuk Olimpiade 2021. 


Pagebluk Covid-19 membuat puluhan atlet cabang olahraga (cabor) atletik pulang kampung. Sejak Maret lalu, pelatnas atletik terhenti. Lalu Muhammad Zohri dan kawan-kawan terpaksa berlatih secara mandiri dan seadanya, meski tetap dibekali program dari pelatih.

Setelah tiga bulan latihan mandiri, akhirnya secercah harapan datang. Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) berencana memanggil 20 atletnya ke Jakarta untuk menggelar Pelatnas Olimpiade Tokyo 2021. Hal itu tercetus setelah Plt Ketua Umum PB PASI, Zacky Anwar Makarim, menandatangani nota kesepahaman terkait dana pelatnas Olimpiade bersama Kemenpora, Selasa dua pekan silam.

Menurut Zacky, PB PASI sudah menyiapkan protokol kesehatan untuk pelaksanaan pelatnas. "Protokol kesehatannya tidak berbeda dengan protokol yang ada, hanya ada beberapa petunjuk dari IAAF yang perlu kita ikuti," katanya kepada GATRA.

Pelatih Sprint Nasional, Eni Nuraeni Sumartoyo, mengatakan bahwa pelatnas mungkin akan kembali digelar pada Agustus 2020. Sambil menunggu, ia memastikan anak didiknya tetap berlatih di daerahnya masing-masing. "Belum tahu kapan dipanggilnya. Iya, tetap dipantau untuk makan. Jadi, masing-masing pelatih tetap memberikan program dan memantau. Yang di daerah, saya kirim beberapa alat untuk latihan," ujarnya kepada Wahyu Wachid Anshory dari GATRA.

Memang beberapa atlet, kata Eni, sudah mulai kembali ke lapangan dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tempo hari. Namun intensitasnya dikurangi, seperti jam latihan yang disesuaikan dan hari latihan hanya seminggu tiga kali. Selain itu, masih ada latihan inti sekali sehari dan latihan tambahan pada sore hari.

Meski belum secara utuh melakukan latihan, ia berharap anak didiknya tetap menjaga kondisi. Selama latihan di rumah, pasti ada penurunan fisik. Oleh karena itu, Eni juga meminta agar para atlet tetap menjaga asupan makanan bernutrisi dan vitamin, agar daya tahan tubuh tidak berkurang.

Atlet lompat jauh peraih medali emas SEA Games 2019, Sapwaturrahman Sanapiah Arsyad, menyambut gembira akan kembali digelarnya pelatnas. "Kita masih menunggu perkembangannya. Yang pasti, saya ingin juara di Olimpiade," ujarnya.

Selama di kampung halaman, yaitu Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sapwa mengakui porsi latihan yang ia lakukan tak jauh berbeda dengan latihan normal. "Cuma intensitasnya dikurangi, karena enggak seefektif biasanya," ucapnya.

***

Meski pandemi Covid-19 masih belum usai, Kemenpora sudah menerapkan aturan umum protokol kesehatan dalam bidang olahraga. Surat Edaran (SE) pun sudah disebarkan kepada setiap cabor dan nantinya menjadi tanggung jawab cabor untuk membuat masing-masing protokol kesehatan dengan landasan SE tersebut. Setiap cabor punya karakter dan perbedaan dalam pelatihan. Oleh karena itu, dari SE ini nantinya diterjemahkan oleh masing-masing cabor untuk menetapkan protokol kesehatannya yang pas.

"Kami kembalikan kepada masing-masing cabor. Kan, aturannya beda-beda. Kalau di SE kami, itu umum, ya. Memang memerinci, tapi umum. Alasannya, karena satu cabor dengan yang lain beda-beda, ya," kata Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S Dewa Broto, kepada M. Guruh Nuary dari GATRA. Sebagai contoh, sepak bola, badminton, dan atletik sudah berbeda pelatihannya.

Dalam pertemuan Kemenpora dengan Deputi 1 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Bernardus Wisnu Widjaja, dijelaskan bahwa yang bisa memberikan rekomendasi terkait boleh atau tidaknya, hanya Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Kemenpora tidak berhak menentukan hal tersebut.

"Mengingat Kemenpora dalam masalah Covid-19 ini bukan instansi yang memiliki wewenang langsung untuk memperbolehkan atau tidaknya suatu event diadakan, maka kemudian memfasilitasi pertemuan dengan gugus tugas," tutur Gatot.

Tidak menutup kemungkinan, suatu acara atau pertandingan yang semula direncanakan akan berlangsung atau kemudian sudah berlangsung, dapat secara tiba-tiba dihentikan kelanjutannya, jika ditemukan ada atlet yang positif, orang dalam pemantauan (ODP), dan pasien dalam pengawasan (PDP) dari event yang dimaksud. "Poin ini, intinya mendorong agar suatu event tidak menjadi klaster baru," ucap Gatot.

Terkait cabang atletik, Gatot mengatakan, telah disetujui anggaran sebesar Rp6.141.700.000, sesuai nota kesepahaman. Anggaran tersebut untuk membiayai pelatnas PB PASI yang melibatkan 20 atlet, 15 pelatih, dan 7 tenaga pendukung. 

Gandhi Achmad

Plt Ketua Umum PB PASI

Zacky Anwar Makarim 

 

Keselamatan Atlet yang Utama

 

Di tengah pandemi Covid-19, PB PASI masih berupaya melaksanakan pelatihan nasional (pelatnas). Protokol kesehatan ketat pun disiapkan. Rencananya, beberapa atlet akan kembali dipanggil.

Demi penjelasan lebih lengkap, Plt Ketum PB PASI, Zacky Anwar Makarim, membeberkan kepada Wartawan GATRA, Ryan Puspa Bangsa, terkait akan digelarnya pelatnas. Berikut petikanya:

 

Bagaimana persiapan PASI dalam menggelar pelatnas? 

Persiapan pelatnas ini memang mengalami banyak hambatan akibat pandemi Covid-19. Terlalu banyaknya protokol kesehatan yang harus kita lalui dalam pemanggilan atlet ini. Misal izin keluar daerah, Tes PCR, isolasi jika diperlukan, dan transportasi yang terbatas.

 

Siapa saja atlet yang akan dipanggil?

Nama atlet kita bagi dalam beberapa kriteria. Atlet elit regional ada tujuh; Zohri, Sapwaturrahman, Bayu Kartanegara, Halomoan, Emilia Nova, Agus Prayogo, dan Hendro. Kemudian, atlet elit nasional ada tujuh; Alvin, Odecta, Abdul Hafis, Acong Tio, Agustina Manik, Eki, dan Pretty, sedangkan atlet elit junior ada enam; Adit Rico, Adi Ramli, Waluyu, Diva, Nabila, dan Valentin.

 

Protokol kesehatan seperti apa yang diterapkan PB PASI?

Protokol kesehatannya tidak berbeda dengan protokol yang ada, hanya ada beberapa petunjuk dari IAAF yang perlu kita ikuti.

 

Adakah perubahan pada pelatnas di masa pandemi?

Jelas akan banyak perubahan, karena adanya protokol yang ketat yang harus diikuti. Prinsip kita, tidak akan mengorbankan atlet dan kita jaga kesehatannya. Prioritas keselamatan atlet yang utama.

 

Pelatnas akan digelar di mana?

Latihan akan kita pusatkan di Stadion Madya dan akomodasi di Hotel Atlet.

 

Sejak Maret, atlet sudah dipulangkan ke daerah. Apakah ada penurunan fisik?

Jelas ada penurunan fisik dan mungkin ada yang cedera ringan akibat latihan sendiri tanpa pelatih di daerahnya. Petunjuk pelatihan dari jarak jauh tetap kita laksanakan walau terbatas.

 

Bagaimana peluang untuk Olimpiade?

Saat ini, baru Zohri saja yang masuk untuk Olimpiade. Itu pun karena masalah Covid-19, kita dan semua atlet di dunia kehilangan momentum waktu akibat bencana wabah dan penundaan Olimpiade.

 

Bagaimana peluang atlet lain?

Peluang bagi atlet lain belum bisa kita lihat. Jelas banyak perubahan yang harus kita hadapi, terutama penurunan performa. Ini dialami semua atlet di seluruh dunia.