Home Ekonomi Perajin Tikar Pandan di Cilacap Kesulitan Bahan Baku

Perajin Tikar Pandan di Cilacap Kesulitan Bahan Baku

Cilacap, Gatra.com – Perajin tikar pandan khas pegunungan Cilacap di Desa Pesahangan, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah kekurangan bahan baku. Pasalnya, kini banyak tanaman pandan yang mati.

Seorang perajin, Madsodikin mengatakan sebelumnya pandan bisa diperoleh dengan mudah di tepi hutan. Namun, lantaran kekurangan bahan baku, banyak warga yang lantas menanam di ladang. Sayangnya, setelah puluhan tahun tanaman pandan itu mati.

“Ada yang mati, ada yang kena penyakit. Batang dan daunnya busuk,” katanya.

Padahal, kata dia, tikar pandan telah menjadi kerajinan khas Desa Pesahangan. Secara turun temurun, warga bisa menganyam pandan. Ada yang menjadikan tikar pandan sebagai mata pencaharian utama. Lainnya, sebagai pendapatan tambahan.

Akibat kekurangan bahan baku, kini warga mesti berburu pandan hingga Provinsi Jawa Barat. Kadang, perajin harus mencari hingga Garut, Tasik dan Pangandaran. Pandan mentah itu lantas dibawa menggunakan pikap atau truk.

“Berangkatnya dinihari. Nanti pulangnya malam,” ujarnya.

Madsodikin mengungkapkan, sejak masa lalu perajin tikar adalah perempuan. Sedangkan kaum lelaki bertugas untuk mencari bahan baku hingga mengolahnya dari pandan mentah menjadi siap anyam.

“Prosesnya lama. Direndam, diiris, terus dijemur sampai kering baru dianyam,” jelasnya.

Dia mengakui, dengan penambahan biaya transportasi bahan baku, keuntungan perajin semakin tipis. Akan tetapi, demi menyambuhng hidup, perajin tetap menganyam meskipun pendapatannya jadi jauh berkurang. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 tak banyak yang bisa dilakukan oleh warga.

“Ya menolong ada Covid-19 seperti ini,” ucapnya.

Selain itu, kualitas bahan baku dari daerah dataran rendah juga berbeda dengan pandan pegunungan. Pandan pegunungan lebih liat meski tipis. Sedangkan pandan dari daerah dataran rendah, apalagi kawasan pantai, tebal tetapi lebih mudah patah.

891