Home Kesehatan Orang Tua Murid Mulai Resah dengan Belajar Daring

Orang Tua Murid Mulai Resah dengan Belajar Daring

Pekanbaru,Gatra.com - Sejumlah orang tua murid di kota Pekanbaru mulai tak sabaran dengan belajar daring. Metode belajar dengan konsep tersebut diyakini tak optimal untuk mendisiplinkan siswa.

Fitra Dayun (41), menyebut belajar daring justru lebih banyak diartikan sebagai waktu main-main oleh anak-anak. Konsentrasi sang anak gampang buyar setelah menyimak pelajaran online.

"Kalau di sekolah tatap muka, anak-anak kan biasanya takut dengan gurunya. Pun begitu, mereka juga malu dengan teman-temannya kalau dapat nilai jelek atau banyak berbuat salah. Kalau belajar di rumah mereka tidak begitu takut dengan orang tuanya, banyak mainnya," jelasnya kepada Gatra.com, Selasa (18/8).

Fitra bukan satu-satunya orang tua yang mulai mengeluhkan konsep belajar daring. Hal senada juga disuarakan Tria (32). Ibu muda itu mengatakan rada risau dengan konsep belajar online yang kini jamak dilakukan. Terlebih dia memiliki seorang putri yang baru pertama kali menjejakkan kaki dibangku sekolah dasar.

Sebut Tria, belajar online belum bisa membuat anaknya memahami, mana waktu bermain dan mana waktu belajar.

"Sebab semuanya dilakukan dirumah. Jadi dia tidak merasakan suasana kelas. Karena banyak dirumah, dia menganggap itu sebagai hal biasa, bermain. Meski telah diingatkan, tetap saja responnya dominan seperti itu," ujar pegawai salah satu BUMN ini.

Tria bahkan lebih risau, sebab sang putri masih dalam tahap mengenal huruf. Sehingga belajar daring yang terbatas, membuat putrinya tidak optimal memahami bacaan.

"Kalau dikelas kan, dia kan termotivasi atau malu, jika ada temannya mulai lancar membaca. Pun begitu kalau berhitung," tegasnya.

Adapun belajar daring diterapkan untuk melindungi anak didik dari sergapan virus Covid-19. Awalnya skema ini berjalan mulus, dan tidak menimbulkan kritikan. Namun, setelah sekian bulan berlalu sorotan bermunculan. Belajar daring dinilai tidak bisa memberikan mutu pendidikan yang merata, mengingat cakupan jaringan internet yang berbeda antar wilayah. Selain itu minimnya interaksi ruang kelas, cenderung direspon sebagai kesempatan untuk bermain.

1352