Bantul, Gatra.com - Narapidana kasus pencurian di Daerah Istimewa Yogyakarta kabur dari rumah tahanan (rutan) Pajangan, Bantul, Rabu (19/8) petang. Disebut kangen sang istri, Musmulyadin melarikan diri melewati tembok setinggi 4,5 meter dan menara tanpa penjagaan.

Kepala Rutan Kelas II B Pajangan, Doni Handriansyah, menjelaskan napi bernama Musmulyadin itu berasal dari Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Kasus ini pertama kali diketahui saat ada laporan ada orang di dalam loteng. Dari jumlah napi yang langsung kami kumpulkan, ternyata ada satu napi yang hilang," kata Doni, Kamis (20/8).

Setelah ditelusuri petugas, Mulyadin diketahui kabur melalui loteng yang dijangkau dari masjid, sesaat sebelum dimulai salat Asar.  Ia lantas menerobos loteng blok tahanan dan turun di halaman belakang.

Rekaman kamera pengawas menunjukkan Mulyadin lalu memanjat dinding belakang rutan yang berbatasan langsung dengan jalan raya. Menurut Doni, Mulyadin memanjat dinding tanpa alat bantu.

"Dari loteng hingga berhasil melarikan diri, pelaku membutuhkan waktu kurang dari satu menit. Kasus ini sudah kami koordinasikan dengan kepolisian dan personel sudah menyebar melakukan pencarian," ujar Doni.

Doni menjelaskan, Mulyadin terjerat kasus pencurian sesuai pasal 363 KUHP. Ia dijatuhi hukuman 1 tahun 4 bulan dan baru dijalani 3 bulan. Dari penelusuran ke sejumlah napi, Mulyadin sempat menyatakan ia kangen istrinya di Dompu. Untuk itu, koordinasi pencarian melibatkan petugas di Dompu.

Menurut Doni, tujuh petugas mengawasi empat blok di setiap sesi jaga. Setiap blok diawasi satu personel, sedangkan dua petugas berjaga di pintu dan satu orang bertindak sebagai komandan jaga. Dua menara pengawas di belakang rutan tidak dijaga.

"Konstruksi bangunan belum diubah dan tidak memenuhi standar sistem pengamanan maksimal. Semisal dinding belakang yang harusnya setinggi enam meter, tapi ini hanya 4,5 meter," kata Doni.