Home Milenial Sepenggal Asa Dari Bukit Selancang

Sepenggal Asa Dari Bukit Selancang

Indragiri Hulu, Gatra.com - Perempuan 26 tahun itu memandang jauh, tatapan matanya yang lentik menembus kabut yang mendekap hutan di perbukitan sekeliling Bukit Selancang Kecamatan Batang Cenaku itu, Sabtu pekan lalu. 
 
Dihirupnya udara pagi itu sepenuh dada,"Bumi Indragiri Hulu ini sebenarnya sangat indah. Keindahan ini musti diketahui banyak orang. Tak hanya Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) yang kita punya, tapi juga sungai yang menjanjikan eksotisnya arung jeram, gemuruhnya air terjun dan cantiknya Danau Kembar di Desa Klesa Kecamatan Siberida," kata istri Bupati Inhu itu. 
 
"Kita juga punya ragam saksi sejarah tentang Indragiri. Semua ini potensi yang luar biasa. Itulah makanya saya mengajak anak-anak muda untuk memahami dan mengabarkan itu semua kepada masyarakat banyak. Minimal melalui medsos yang mereka punya," tambahnya. 
 
Rezita Meylani, meski masih sesosok perempuan muda, alam justru sudah menjadi karibnya sejak lama. Perlahan dia bangun kebersamaan dengan orang-orang Inhu yang sepemikiran dengannya, tak hanya dengan orang-orang muda, tapi juga yang lebih tua. 
 
Waktu pandemi Covid-19 belum menyasar ke Inhu, ibu tiga anak ini paling doyan ngumpul dengan anak-anak muda, diskusi tentang apa saja yang kemudian bisa digodok menjadi simpulan yang berdampak positif bagi banyak orang, termasuk daerah.   
 
Untunglah sebelum pandemi datang, sarjana ekonomi jebolan Universitas Riau ini sudah membikin Fanpage di laman dunia maya. 
 
"Jadi, walau aktivitas berkurang, rutinitas kami berdiskusi di Fanpage itu, enggak berkurang. Semua kami bahas di sana, termasuk gimana Inhu ke depan," ujarnya. 
 
Entah kenapa kemudian, lama kelamaan, karibnya di Fanpage dan bahkan warga di ragam desa dan kecamatan, malah mendorongnya untuk maju di Pilkada Inhu 2020. 
 
Alasan warga dan karibnya itu sederhana saja; apapun yang digagas, jika Rezita tidak berada pada sistem pemerintahan, gagasan itu akan sulit dibikin nyata.
 
Semula Rezita tak mau menanggapi dorongan itu. Maklum, suaminya, Yopi Arianto adalah incumbent dua periode. "Apa nanti kata orang?" begitulah pikiran polos adventurer ini.  
 
Dan Yopi sendiri sebenarnya berpikiran sama dengan Rezita. Tapi, biar orang enggak penasaran, pikiran polos tadi dia lontarkan juga kepada banyak orang, termasuk sejumlah tokoh. 
 
Jawaban yang dia dapatkan malah polos juga; siapapun punya hak untuk mengabdi di Inhu, selagi tujuannya memang untuk memberikan yang terbaik dan bisa membawa Inhu lebih maju lagi. 
 
Singkat cerita, disusunlah skenario pasangan bakal calon yang benar-benar kelak bisa memimpin Inhu ke depan. 
 
Meski masih sangat muda, orang tak ragu dengan Rezita, sebab pengalaman Yopi selama 10 tahun memimpin Inhu, akan memudahkan perempuan itu untuk memilah mana saja yang belum kesampaian di jaman Yopi. 
 
Yang menjadi pertanyaan kemudian justru, siapa pasangan Rezita. Sebisa mungkin tentu sosok yang sudah tunak di birokrasi dan punya pengalaman lapangan yang mumpuni.  
 
Penelusuran dilakukan, nongollah nama Junaidi Rachmat, Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Inhu. 
 
Sebelumnya, lelaki 55 tahun ini adalah Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Jadi, kloplah dengan Rezita.
 
Secara politik, pasangan ini pun diusung oleh Golkar, Hanura dan Nasdem. Kalau ditotal, semuanya 11 kursi dari 40 kursi yang ada di DPRD Inhu. Jumlah ini kemudian, sudah memenuhi syarat untuk maju, lantaran syarat kursi hanya 8. 
 
Mendengar Rezita-Junaidi Rachmat (Rajut) maju, orang-orang muda tadi semakin semangat. Begitu juga mereka yang sudah digolongan tua. 
 
"Bu Rezita mewakili kami anak-anak muda. Pak Junaidi dari kalangan tua. Bagi kami, selain punya paras ayu, Bu Rezita punya gagasan dan wawasan yang mumpuni yang bisa berterima di kalangan anak muda," kata Riski, salah seorang anak muda dari kecamatan Rengat.
 
Kini, tinggal lagi seperti apa konsistensi anak-anak muda dan golongan tua mengusung pasangan ini. Sebab masa depan Inhu yang lebih gemilang, tentu bersumber dari mereka yang konsisten, bukan oleh mereka yang wani piro.
939