Tegal, Gatra.com – Belasan siswa dan guru SMPN 19 Kota Tegal, Jawa Tengah menjalani tes swab setelah ada orang tua salah satu siswa di sekolah itu yang meninggal positif Covid-19, Kamis (17/9). Meski berisiko terjadi penularan lebih luas, kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah itu tidak dihentikan.

Tes swab dilakukan di sela KBM tatap muka di sekolah itu yang sudah berjalan sejak 3 Agustus lalu. Petugas dari Puskemas Bandung, Kecamatan Tegal Selatan mendatangi sekolah dan mengambil sampel swab guru dan siswa yang satu kelas dengan siswa yang orang tuanya meninggal karena positif Covid-19 pada Selasa (15/9).

“Kami melakukan screening dan swab karena anak dari pasien positif Covid-19 yang meninggal sempat mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka di SMPN 19. Keluarganya sudah, hari ini teman-teman sekelas dan guru dari anak tersebut,” ujar Kepala Puskemas Bandung, Destina.

Humas SMPN 19, Panggih mengatakan, terdapat 15 siswa dan tiga guru yang dilakukan tes swab untuk mengantisipasi terjadinya penularan Covid-19 menyusul adanya orang tua salah satu siswa yang positif Covid-19.

“Siswa yang orang tuanya positif itu kelas 7. Jadi dia dan 15 teman sekelasnya kemarin hari Senin (14/9) masuk. Kalau gurunya ada tiga yang sempat masuk ke kelas tersebut,” ungkapnya.

Menurut Panggih, pembelajaran tatap muka tetap berlangsung dengan protokol kesehatan ketat. Siswa yang masuk juga dibuat bergantian setiap harinya. “Pembelajaran tatap muka tidak dihentikan,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tegal, Sri Primawati Indraswari mengatakan, sekolah tidak dilakukan penutupan karena bukan siswa yang positif Covid-19. “Siswa tidak ada yang positif, tapi orang tua dari salah satu siswa,” ujar Prima, Kamis (17/9).

Kebijakan tetap menjalankan pembelajaran tatap muka tersebut berbeda dengan langkah yang dilakukan di SMPN 10 Kota Tegal saat terjadi kasus serupa. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal sempat menghentikan KBM tatap muka di sekolah itu pada Kamis (6/8) menyusul adanya orang tua salah satu siswa yang positif Covid-19.

Ketika perbedaan langkah yang diambil tersebut ditanyakan ke Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ismail Fahmi, dia mengaku akan mengecek terlebih dahulu. “Saya cek dulu,” kata Fahmi kepada wartawan melalui pesan WhtasApp, Kamis (17/9).