Home Kesehatan 1.769 Tewas, Ganjar Minta Pemilik Sakit Bawaan Di Rumah Saja

1.769 Tewas, Ganjar Minta Pemilik Sakit Bawaan Di Rumah Saja

Semarang, Gatra.com- Masyarakat yang memiliki penyakit gula darah dan hipertensi diminta untuk tetap tinggal di rumah karena menjadi penyebab tertinggi kasus kematian Covid-19 di Jawa Tengah.

Permintaan ini disampaikan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo di Mapolda Jateng, di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Jumat (18/9). “Saya minta kepada masyarakat yang merasa memiliki gula darah tinggi dan hipertensi lebih baik di rumah saja selama pandemi Covid-19,” katanya.

Menurut Ganjar, dari data yang ada sumbangan kasus meninggal pasien Covid-19 dengan kumorbit gula darah yakni sebesar 39,9% dan komorbit hipertensi sebesar 32,0%. Jumlah kasus meninggal dunia di Jateng hingga Jumat (18/9) tercatat sebanyak 1.769 orang.

Lebih lanjut Ganjar menyatakan angka penularan Covid-19 di Jateng masih cukup tinggi. Dalam dua pekan ke depan, pihaknya akan berupaya sekuat tenaga untuk menekan angka penularan, angka kematian, dan meningkatkan angka kesembuhan.

Untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ujung tombaknya adalah masyarakat sehingga bisa menjadi pahlawan dengan menggunakan kebiasaan baru.

“Tentara melawan Covid-19 ya kita sendiri. Dokter dan tenaga kesehatan itu benteng terakhir. Cara berjuangnya, mudah yakni hanya dengan tertib menerapkan 3 M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun,” ujar Ganjar.

Sementara itu, pimpinan Komisi III DPR RI Adies Kadir mengapresiasi upaya Jateng dalam menekan angka penularan Covid-19.

Di mana seluruh jajaran birokrasinya, baik Gubernur, TNI, Polri dan komunitas semuanya kaompak, bersatu padu melawan virus Corona tersebut. “Langkah Jateng bagus, semuanya dilibatkan termasuk komunitas. Semua harus turun sosialisasi pada masyarakat agar tidak menganggap remeh Covid-19,” kata dia.

Anggota DPR ini berharap penegakan hukum bagi pelanggar protokol kesehatan terus digalakan serta meminta agar ada peraturan khusus yang mengatur terkait sanksinya.

“Kalau bisa sanksinya yang sama dan memberikan efek jera. Jangan beda-beda, di daerah sana disuruh nyapu, di sini disuruh nyanyi dan lainnya. Kalau bisa disamakan, agar bisa terukur,” pintaa Adies.

2756