Home Gaya Hidup Klaster Sekolah Bikin Gundah

Klaster Sekolah Bikin Gundah

Klaster-klaster baru terus bermunculan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Setelah sebelumnya digaungkan klaster Atas Permintaan Sendiri (APS), kali ini muncul klaster sekolah. Perlu langkah terukur, agar situasi tidak semakin hancur.

Temuan kasus bermula, saat seorang guru yang berdinas di sebuah sekolah sekolah di Kecamatan Tayu, Winong, dan sejumlah daerah lain di wilayah Pati bagian utara. Akhirnya, didapati enam guru yang terkonfirmasi. Rinciannya satu orang telah dirawat di rumah sakit, dan lima guru sisanya isolasi mandiri.

“Terdapat klaster guru yang muncul dari lingkungan pendidikan di wilayah Pati Utara, oleh karena itu kami akan memperbanyak tes PCR,” ujar Bupati Pati Haryanto.

Berdasarkan itu pihaknya meminta agar semua guru dan tenaga kependidikan untuk disiplin menjaga protokol kesehatan (prokes). “Semua pendidik dan tenaga kependikan juga harus mematuhi prokes. Itu sebenarnya berlaku untuk semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali,” jelasnya.

Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pati, pihaknya telah membuat surat edaran tentang pelaksanaan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah bagi pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan di jenjang PAUD, SD, dan SMP.

Ketentuan itu berlaku selama dua pekan, mulai 22 September hingga 5 Oktober. Kendati bekerja dari rumah, tetapi pembelajaran di semua sekolah tetap berjalan. Guru diminta tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Adapun untuk pelayanan administrasi, kepala sekolah diminta menugaskan dua tenaga kependidikan untuk melaksanakan piket setiap hari kerja.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Pati ini mengaku belum mengetahui secara pasti pola penyebab para tenaga pendidik tersebut tertular. “Kemungkinan ke tempat lain setelah dari sekolah, kami kan tidak memantau,” terangnya.

Jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal, bertambah 30 orang. Penambahan tersebut di antaranya berasal dari klaster sekolah. Juru Bicara Percepatan Penanganan Kasus Covid-19 Kabupaten Tegal, Joko Wantoro mengatakan bahwa 30 orang itu dinyatakan positif Covid-19 dalam tiga hari terakhir.

Dari jumlah itu, 17 orang tertular melalui transmisi lokal atau kontak erat kasus konfirmasi sebelumnya, dan tiga orang terpapar karena memiliki riwayat kontak erat dengan anggota keluarga yang datang dari daerah lain. "Selebihnya sedang dalam proses pendalaman riwayat kontak maupun perjalanan luar daerah," kata Joko.

Menurut Joko, penambahan tersebut memunculkan klaster penularan baru, yakni klaster sekolah. Terdapat tiga orang positif Covid-19 yang diketahui sebagai guru di salah satu sekolah negeri. "Tiga orang tersebut terpapar Covid-19 dari AU (58) yang merupakan rekan seprofesi di salah satu sekolah negeri di Slawi," kata Joko.

Adapun kasus terkonfirmasi lainnya menurut Joko membentuk klaster keluarga. Kasus dari klaster keluarga ini di antaranya adalah enam orang yang tinggal di Desa Tembok Lor, Kecamatan Adiwerna. "Enam orang ini terpapar Covid-19 dari pasien positif Covid-19 berinisial S yang sudah meninggal 10 September. Mereka saat ini menjalani isolasi mandiri di rumah," tandasnya. Muh Slamet

 

43