Home Ekonomi Penenun Kain Sekomandi Tak Berdaya di Masa Pandemi

Penenun Kain Sekomandi Tak Berdaya di Masa Pandemi

Mamuju.Gatra.com - Sejumlah usaha menengah ke bawah mengalami kemerosotan omzet dan produksi di tengah gempuran wabah Covid-19. Seperti halnya dengan usaha kecil industri tenun sekomandi di Desa Bambu, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) yang kini tidak berproduksi lagi karena sepinya pembeli.

Nurhayati, salah seorang penenun kain tradisional khas Kecamatan Kalumpang, Minggu (11/10), menyampaikan, sudah 6 bulan tidak menenun atau memproduksi kain sekomandi karena sepinya pembeli. Bahkan, sejak pandemi Covid-19 mewabah di Sulbar, omzet penjualan turun drastis dan tidak ada lagi orang yang berkunjung ke galerinya, sehingga harus ditutup sementara waktu.

"Sejak corona, omzet penjualan kain sekomandi turun drastis, sehingga saya dan penenun lainnya tidak memproduksi kain khas tradisional asal Kalumpang lagi, dalam 6 bulan terakhir tidak ada lagi penghasilan," keluhnya.

Nurhayati menambahkan, sejumlah karyawannya atau penenun kain sekomandi terpaksa dirumahkan karena tidak adanya pemasukan akibat dampak Covid-19.

"karyawan saya terpaksa dirumahkan sementara waktu, karena saya tak ada lagi uang untuk menggaji mereka," ungkap Nurhayati.

Dulu, sebelum corona masuk ke Sulbar, omzet penjualan kain tenun sekomandi mencapai belasan juta rupiah per bulan, bahkan pemasarannya tembus pasaran lokal hingga mancanegara. Rumah industri milik Nurhayati terus memproduksi kain tenun sekomandi berbagai ukuran.

"Sebelum corona penghasilan kami lancar, sebab pemasarannya pada saat [itu] juga lancar, omzet penjualan hingga belasan juta per bulan, bahkan menembus pasar lokal dan mancanegara," ungkapnya.

Namun, di masa pandemi ini, Nurhayati dan penenun lainnya sudah tak lagi menghasilkan rupiah. Mereka pasrah dengan keadaan pandemi yang tengah mewabah menggerus ekonomi mereka.

Ia berharap Pemerintah Kabupaten Mamuju dapat mencari solusi atas permasalahan yang dialami para penenun kain sekomandi dengan ikut memasarkan kain tenun yang bermotif khas Kalumpang, agar penghasilan ekonomi para penenun kembali bergairah dan tenun motif tertua di dunia ini tetap lestari.

481