Home Gaya Hidup Farhan ‎& Napak Tilas Siaran

Farhan ‎& Napak Tilas Siaran

‎Tak bisa cuap-cuap lagi di radio maupun televisi setelah terpilih menjadi wakil rakyat di Senayan membuat Muhammad Farhan kangen berat siaran; bidang yang membesarkannya di dunia hiburan Tanah Air. Wakil rakyat periode 2019-2024 asal daerah pemilihan (Dapil) Jawa Barat (Jabar) I itu pun napak tilas untuk mengobati kerinduannya.

‎"Ya, saya kadang-kadang masih suka berkunjung ya dan ngobrol keep in touch sama teman-teman penyiar juga. Bahkan, terkadang juga saya suka mampir napak tilas ke kantor lama," katanya dalam acara virtual yang digelar Gatra baru-baru ini.

‎Farhan memutuskan untuk tidak siaran atau bahkan menjadi pemandu acara demi menghindari konflik kepentingan. Terlebih, ia duduk di Komisi I DPR RI yang membidangi penyiaran.

‎Menurutnya, untuk menjadi penyiar atau pemandu acara profesional, harus terikat kontrak. "Kalau saya terikat kontrak, maka akan berpotensi pada conflict of interest," ia mengungkapkan. 

Kalau misalnya terikat kontrak dengan stasiun televisi atau lembaga penyiaran yang ternyata sikapnya bersebarangan dengan revisi UU Penyiaran, ungkap pria yang sempat main di film Dilan dan Susi Susanti: Love All ini, akan membuatnya serba salah. Lebih lagi ia duduk di panitia kerja (Panja) Revisi UU Penyiaran. "Daripada mengalami konflik seperti itu, mending fokus dulu saja jadi anggota [DPR]," ujarnya.

Saat disinggung soal perkembangan mutakhir dunia penyiaran, mantan presenter acara "Om Farhan" ini menyinggung soal keniscayaan analog switch off,  "Kalau penyiaran TV semuanya dipindah atau migrasi ke digital, maka akan ada digital deviden yang memungkinkan internet lebih cepat dan murah," ujarnya.

Selain itu, Farhan melanjutkan, digitalisasi penyiaran juga akan membuka demokratisasi konten siaran, sehingga tidak membosankan pemirsa. "Digitalisasi ini, tiap orang akan mudah menyalurkan konten-konten selama itu tidak menyinggung ITE dan dikelola dengan baik," ujarnya.