Home Kebencanaan Karhutla Turun, Status Darurat Dilanjutkan

Karhutla Turun, Status Darurat Dilanjutkan

Jambi, Gatra.com - Pjs Gubernur Jambi, Restuardy Daud mengharapkan, kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di daerahnya semakin sedikit. Dengan adanya Tim Pencegahan dan Pengendalian Karhutla semakin menguatkan harapan.

Berdasarkan data BPBD Provinsi Jambi, Januari hingga 17 Oktober 2020 tercatat 558,43 luas Karhutla di daerah ini. Dibanding data tahun 2019 menurun cukup signifikan. 

"Data kebakaran menurun cukup signifikan tapi menuntut kewaspadaan kita semua," tegasnya dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Mencari Solusi Permanen Penanganan Karhutla di Wilayah Provinsi Jambi, di Balai Prajurit Korem 042/Gapu Kodam II Sriwijaya, Selasa (20/10).

Menurutnya, pada tahun 2015 bencana yang menyebabkan terbakarnya 19.528 hektar lahan menjadikan kabut asap yang menutupi wilayah Jambi dan wilayah sekitarnya bahkan juga disebutkan melintas batas negara Singapura dan Malaysia dan pada tahun 2019 terjadi kembali kebakaran yang cukup besar 11.736 hektar.

"Ini yang perlu kita cermati ke depan terkait dengan indikasi proses alam, sehingga ini tidak menjadi semacam siklus lima tahunan yang berkelanjutan dan tahun 2020 pemerintah daerah telah menetapkan status Siaga Darurat Bencana Karhutla tertanggal 29 Juni-26 September 2020," ucapnya.

Terkait status Siaga Darurat di Jambi, sudah diperpanjang hingga 31 Oktober mendatang untuk mengantisipasi munculnya hotspot di beberapa daerah yang curah hujannya belum merata serta langkah antisipasi lainnya.

"Hutan gambut yang terbesar membentang dari Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat dan Muaro Jambi menjadi perhatian bagi kita semua," ujarnya.

Wilayah Jambi dengan solusi permanen penanganan karhutla terutama di daerah-daerah yang memiliki potensi, terutama yang disebabkan oleh aktivitas yang bermotifkan ekonomi menjadi penekanan Presiden Republik Indonesia.

"Presiden menyampaikan bahwa 99 persen Karhutla disebabkan oleh ulah manusia, sehingga membutuhkan pengendalian atas unsur kesengajaan dari aktivitas tradisional kegiatan membuka lahan serta aktivitas-aktivitas ekonomi lainnya," katanya.

Diperkirakan 4,9 persen luas hutan gambut di Indonesia berada di Provinsi Jambi, sekitar 617.562 hektar dan sebagian besar di antaranya memiliki potensi atau rawan terhadap kebakaran antara lain karena aktivitas manusia dan lahan gambut yang terganggu sehingga mudah terbakar.

Kemudian, dia menyikapi serta mengungkapkan rasa terima kasih kepada semua unsur terkait yang telah melakukan langkah-langkah antisipasi di lapangan yang dilakukan dan telah bekerja satu bulan sebelumnya dari unsur TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, dan instansi terkait.

"Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh instansi terkait, yang lakukan isolasi daerah terbakar agar tidak merambat, pendinginan area terbakar, dan patroli darat dan juga operasi udara melalui heli water bombing, teknologi modifikasi cuaca kerja sama BPBD BPPT dan Kementerian Lingkungan Hidup," ucapnya.

Dia juga mengharapkan kepada semua pihak yang tergabung dalam tim untuk mengoptimalkan pencegahan dan pengendalian karhutla. Melalui forum ini, membuahkan pemikiran serta konsep masukan yang konstruktif dikembangkan menjadi alternatif solusi dalam penanganan secara permanen karhutla. 

117