Yogyakarta, Gatra.com - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah ditetapkan berstatus siaga. Jalur evakuasi harus dikosongkan, termasuk dari truk-truk pengangkut pasir.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta warga Kabupaten Sleman khususnya di sebelah timur, selatan, dan barat Merapi memperhatikan peningkatan status tersebut. “Saya yakin mereka sudah punya pengalaman banyak masalah Merapi,” ujar Sultan, Kamis (5/11).
Sejak 2018, Merapi berstatus Waspada atau level II. Namun hari ini, berdasrakan data pantauan aktivitas vulkanik yang terus meningkat, status Merapi naik ke level III atau ‘Siaga’
“Harapan saya Pemkab Sleman juga mempersiapkan diri untuk jalur evkuasi, untuk persiapan (status) siaga. Saya kira sudah tahu Pak Bupati (Sleman) apa yang harus dilakukan,” tutur Sultan.
Dengan kondisi ini, Sultan mengimbau warga untuk tenang. “Masyarakat tidak perlu panik karena sudah hafal. Masyarakat Sleman di sekitar Merapi juga sudah paham. Yang jauh dari Merapi juga tidak usah panik,” tuturnya. Sultan akan menerbitkan surat edaran untuk merespons kondisi Merapi ini. Sesuai
Secara terpisah, Sekretaris Daerah DIY Baskara Kadarmanta Aji meminta jalur evakuasi dibersihkan dari berbagai aktivitas. Hal ini agar tak mengganggu proses evakuasi. “Jalur evakuasi ini sering untuk lalu lintas angkutan pasir. Harapannya, di status siaga ini dikosongkan supaya evakuasi tidak terhambat,” tuturnya.
Selain itu, Aji meminta warga menghentikan aktivitas di sungai yang berhulu di Merapi. “Supaya tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan,” kata dia.
Data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menunjukkan Merapi mengalami gempa vulkanik dangkal rata-rata enam kali dan gempa multiface 83 kali per hari.
Atas kondisi itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar rapat koordinasi mitigasi Merapi. Direktur Mitigasi Bencana BNPB Johny Sumbung menyampaikan pertemuan itu untuk mengetahui kesiapan tiap daerah.
“Masing-masing wilayah yang memiliki potensi terdampak letusan Merapi sesuai hasil kajian risiko bencana harus sudah memiliki rencana dan strategi dalam menghadapi potensi yang ada,” ujar Johny di Yogyakarta, Kamis.
