Home Ekonomi Harga Bawang Putih Jatuh, Petani Tahan Hasil Panen

Harga Bawang Putih Jatuh, Petani Tahan Hasil Panen

Karanganyar, Gatra.com - Petani bawang putih dari Pancot, Kelurahan Kalisoro, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah memilih menunda jual hasil panennya pada tahun ini. Mereka menunggu saat harganya pantas.
 
"Tahun ini memang harganya jatuh. Perkilogram cabut basah Rp5 ribu. Itupun tidak langsung laku. Sebab enggak banyak yang mau beli. Jauh berbeda dibanding tahun lalu, dimana perkilo cabut basah Rp15 ribu. Di pasar, harganya sekarang tak lebih dari Rp20 ribu. Dulu sampai Rp35 ribu perkilo," kata Ketua Kelompok Taruna Tani Maju Desa Kalisoro, Bejo Supriyanto kepada Gatra.com, Senin (16/11).
 
Wilayah Pancot memiliki lahan tanam bawang putih 40 hektare. Harga jatuh lebih disebabkan tak ada lagi pola kemitraan dengan importir pada tahun ini, khususnya di Tawangmangu. Sekadar diketahui, Permentan No 38 tahun 2017 mewajibkan importir bawang putih melakukan penanaman komoditas itu sebesar lima persen dari total kuota impor yang akan diajukan kepada pemerintah. Dari total kewajiban tanam itu, importir baru harus bisa menghasilkan produksi 25 persen bawang putih dari kuota wajib tanam untuk bisa mendapatkan rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) dari Kementan. Sementara importir lama harus memproduksi 10 persen agar RIPH terbit. Produksi tersebut diperuntukkan menjadi benih bawang putih yang akan ditanam kembali dalam periode selanjutnya.
 
Sejak 2016-2019 ada kemitraan importir dengan petani di empat Klaster yakni Tawangmangu, Jatiyoso, Ngargoyoso dan Jenawi. Petani diberi modal, saprodi sampai ke penjualan bawang putih lokal. Saat itu petani dimanjakan. Namun tahun ini pola kemitraannya berkurang. Ditambah faktor cuaca yang kurang bersahabat. Bawang yang dihasilkan kurang bagus kualitasnya, katanya.
 
Di rumahnya, Bejo menyimpan sampai berton-ton bawang putih, sebagian dari hasil panen September-Oktober lalu. Rata-rata per hektare menghasilkan 15 kilogram bawang putih cabut basah.
 
Bawang putihnya bisa bertahan sampai delapan bulan disimpan. Lokasi penyimpanan di kuda-kuda atap. Ia memanfaatkan suhu ruangan untuk mengurangi kadar air bawang. Ia memperdiksi bawangnya siap dijual pada Januari atau Februari 2021. 
 
"Kalau petani bawang putih mau menahan diri tidak dijual sekarang, bisa laku dengan harga bagus di tahun depan. Bisa dijual untuk benih maupun bawang siap konsumsi," katanya. 
 
Sulardiyanto, salah satu pedagang  Bawang Putih asal Tawangmangu mengatakan jika sebelumnya harga  per 1.000 batang mencapai  Rp1 juta, saat ini hanya Rp500 ribu.
 
"Sampai sekarang belum ada tanggapan atau upaya dari pemerintah mengatasi  penurunan harga ini. Kami berharap  pemerintah hadir mendampingi petani. Jangan hanya saat panen pemerintah  hadir. Dalam kondisi petani bawang  gagal, pemerintah juga harus hadir," katanya. 
 
716