Home Milenial WhatsApp Luncurkan Kampanye Lawan Hoaks

WhatsApp Luncurkan Kampanye Lawan Hoaks

Jakarta, Gatra.com- WhatsApp meluncurkan kampanye untuk mengedukasi masyarakat tentang cara mengenali dan mencegah penyebaran disinformasi di Indonesia. WhatsApp mengajak masyarakat Indonesia atasi hoaks dengan tiga langkah mudah ABC.

Yakni Amati konten pesan, Baca sampai habis, Cek sumber informasi. Kampanye ini didasarkan oleh upaya penjangkauan seluruh komunitas Indonesia yang dilakukan oleh WhatsApp selama setahun terakhir menjelang Pilkada 2020.

“WhatsApp sangat berkomitmen memberantas isu disinformasi yang marak, inilah sebabnya kami terus-menerus membarui produk kami guna berkontribusi terhadap tantangan sosial ini,” kata Direktur Komunikasi WhatsApp APAC, Sravanthi Dev dalam diskusi virtual “Hempaskan Hoaks Semudah ABC: Jari Pintar untuk Negeri”, Kamis (19/11).

WhatsApp memperkenalkan Kampanye "Jari Pintar ABC Hempaskan Hoaks" yang mencakup peluncuran versi terbaru chatbot pengecek fakta hasil kerja sama WhatsApp dengan MAFINDO.

Serta kolaborasi dengan komunitas pemeriksa fakta dan influencer di media sosial untuk menyosialisasikan sekaligus mendorong keterlibatan masyarakat Indonesia melawan disinformasi. “Indonesia memiliki jumlah pengguna media sosial ketiga tertinggi di dunia, tetapi literasi digital masih rendah," ungkap Ketua Presidium MAFINDO Septiaji Eko Nugroho.

Pengecekan fakta melalui chatbot MAFINDO dikembangkan dengan dukungan finansial dari WhatsApp. Chatbot tersebut juga mudah diakses, dimana pengguna cukup menambahkan nomor chatbot MAFINDO (+62-859-2160-0500) ke kontak WhatsApp mereka.

“Dengan chatbot ini, kami berharap dapat memberikan cara efisien dan mudah kepada jutaan pengguna WhatsApp di Indonesia untuk memverifikasi informasi yang mereka terima. Dengan begitu, semua orang bisa berperan dalam menekan disinformasi,” ujarnya.

Setelah itu, pengguna dapat mengirimkan pesan ke chatbot untuk memeriksa fakta dan mempelajari tips melindungi diri dari hoaks. "Pada umumnya, masyarakat Indonesia hanya melihat judul berita yang sensasional dari pesan yang mereka terima, berhenti membaca isi pesan, lalu langsung meneruskannya ke grup chat mereka,” ujar Septiaji.

162