Home Ekonomi Batik Tulis Lereng Lawu, Lawasan Dicari, Kontemporer Disukai

Batik Tulis Lereng Lawu, Lawasan Dicari, Kontemporer Disukai

Karanganyar, Gatra.com- Perajin batik tulis di Desa Girilayu, Matesih Karanganyar Jawa Tengah mempertahankan motif orisinil dan mengembangkannya ke kontemporer. Para wisatawan dipersilakan mengamati lebih dekat proses pembatikannya.

Saat Gatra.com mengunjungi showroom batik tulis Girilayu, delapan perempuan usia dewasa dan manula sedang sibuk menorehkan larutan obat batik yang telah panas ke lembar jarik yang sudah dipola. Mereka meniup ujung canting lalu menggoreskannya. Bagi yang awam soal batik, pasti mengira pola-pola itu seragam. Padahal jika mau mempelajarinya, ternyata ada pola-pola atau motif lawasan dan kontemporer yang diakrabi para perajin batik tulis di lereng Gunung Lawu ini.

"Untuk yang lawasan ada motif ceplok gunung sari, guno joyo, kokrosono, babon angrem dan bondet. Masing-masing tidak sama polanya. Biasanya motif tersebut dipakai untuk acara hajatan," kata Wahyuni, perajin batik asal Rw IV Dusun Ngadirejo Girilayu, Minggu (22/11).
 
Sambil berbincang, ia menjaga agar goresannya masuk di pola. Motif ceplok gunung sari yang dikerjakannya tergolong rumit. Dibutuhkan waktu sampai satu bulan menyelesaikan pembatikan, pewarnaan sampai mengeringkannya. Tidak heran jika harga selembar batik tulis mencapai Rp1 juta.
"Harganya Rp700 ribu-Rp1 juta. Membuat batik tulis memang rumit dan harus telaten. Nilai seninya tinggi. Prestise bagi pemakainya. Apalagi jika motifnya orisinil atau lawasan," katanya.

Selain motif lawasan juga dikembangkan motif kontemporer. Motif semacam ini improvisasi perajin sendiri atau pengembangan dari motif lawasan. Seperti motif piris. Bukan berarti kontemporer lalu lebih mudah. Justru banyak motif kontemporer memiliki kerumitan tersendiri. Bagi kalangan perajin di desa ini, puluhan motif batik diterapkan pada metode tradisional batik tulis.
 
Sariyem, pembatik tulis asal Dusun Babatan mengatakan usaha turun temurun tersebut mengandalkan pesanan dari pabrik maupun pembeli langsung. Di masa Pandemi Covid-19, cara konvensional tersebut tak bisa lagi diandalkan. Berkat pendampingan dari pemerintah dan perbankan, para perajin mulai menapaki pemasaran secara digital. Mereka juga diberi bantuan showroom produksi dan etalase.

"Para perajin sudah memiliki koperasi. Jadi lebih mudah menerima bantuan pelatihan usaha. Termasuk showroom ini," katanya.

Showroom tersebut berlokasi strategis di dekat makam keluarga HM Soeharto di Astana Giribangun dan Girilayu. Para peziarah akan mudah menemukan showroom batik tulis Girilayu yang tak jauh dari kompleks makam.

217