Tak banyak yang tahu bahwa pasangan musikus Endah Widiastuti dan Rhesa Aditya dari grup Endah N Rhesa mencantumkan "seniman" pada kolom pekerjaannya di KTP. Keduanya menuturkan, ada cerita menarik ketika orang-orang melihat status tersebut.

"Mungkin karena beda dan orang-orang memandang itu sebagai sesuatu yang unik. Seniman selalu menarik dan selalu punya tempat di hati banyak orang," kata Endah dalam bincang-bincang gelaran GATRA bertitel "Endah N Rehesa Bersiap Menyongsong Harapan Baru" yang diikuti Wartawan Muhammad Almer Sidqi, pada Rabu kemarin. 

Namun, selain respons positif mengenai status tersebut, pada mulanya duo suami-istri ini kerap menemui hambatan jika harus berkaitan dengan perbankan, birokrasi, dan administrasi. 

"Hal-hal yang berkaitan dengan itu masih dilematis. Tapi itu kami alami pada masa lima tahun lalu. Kartu kredit dan KPR, misalnya. Kami maklum kalau mereka masih skeptis dan kritis," ungkap musikus yang baru merilis single "Pulang ke Pamulang" ini. 

Meski demikian, hal yang tampaknya diskriminatif tersebut sesungguhnya bukan hanya dialami oleh seniman. Menurut mereka, masih banyak orang di Indonesia yang mendapat perlakuan "berbeda" karena status pekerjaannya sebagai freelancer. 

"Ini yang membuat kami keukeuh agar status itu bisa dicantumkan di KTP. Kami ingin membuktikan bahwa kami bisa, dan kami bangga menyandang gelar itu. Pride and enjoy," ucapnya.