Home Info Sawit Fokus Mengurusi Duo Komoditi

Fokus Mengurusi Duo Komoditi

Singingi, Gatra.com - Saat ini ada sekitar 174 ribu hektar luas perkebunan karet dan kelapa sawit di Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.

Dari luasan yang terdiri atas karet dan kelapa sawit itu, 122 ribu hektar kata Kepala Dinas Pertanian Kuansing, Emmerson, adalah milik rakyat.

"Kami konsen dengan dua komiditi ini. Sebab di satu sisi, sawit sekarang sudah jadi penopang ekonomi yang luar biasa. Di sisi lain, karet juga masih sumber hidup rakyat meski harganya sering turun naik," katanya kepada Gatra.com, usai mengikuti Bupati Kuansing, Mursini, melakukan penanaman perdana kelapa sawit program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Desa Sungai Kuning Kecamatan Singingi, Senin (21/12).

Untuk urusan sawit yang saat ini sudah merata tumbuh di semua kecamatan yang ada di Kuansing kata Emmerson, pihaknya sedang menginventarisir sawit-sawit rakyat yang sudah masuk tahap peremajaan.

"Kita enggak melihat apakah itu sawit eks plasma atau sawit rakyat, yang sudah memenuhi kriteria, kita usulkan untuk diremajakan," katanya.

Saat ini kata Emmerson, Kuantan Tengah, Kuantan Mudik, Singingi Hilir dan Singingi menjadi kecamatan yang terbanyak sawitnya.

"Tapi itu tadilah, karet tetap kami perjuangkan, biar tetap eksis. Untuk ini, kami sudah melakukan sederet langkah," kata lelaki yang sudah dua tahun jadi Kadis Pertanian ini.

Langkah-langkah untuk eksistensi karet yang sudah dilakukan kata Emmerson antara lain menghadirkan hilirisasi karet hasil kerjasama dengan Barista Industri Palembang. MoU sudah diteken bulan lalu.

"Kami sudah akan punya pabrik sekelas industri rumah tangga yang kelak bisa menghasilkan sandal dan bahkan ban sepeda motor maupun mobil. Pilot projectnya sudah ada di kawasan Gunung Toar," terangnya.

Untuk pabrik itu kata Emmerson, dua kelompok tani karet --- sekitar 40 orang --- sudah menjalani pelatihan. "Insya Allah tahun depan sudah jalan," katanya.

Lalu untuk menstabilkan harga di lapangan, Pemkab Kuansing kata Emmerson sudah membikin pelelangan karet secara online. Artinya, orang dari luar Kuansing bisa ikut membeli hasil rakyat itu.

Pelelangan online ini kata Emmerson sudah diakui pusat. "Asosiasi Petani Karet sudah ada. Alhamdulillah, setelah dikontrol, harga bisa naik sekitar Rp2000-Rp3000. Di pelelangan misalnya harga kita Rp11 ribu, di luar hanya Rp8 ribu," terangnya.

Saat ini kata Emmerson, hasil karet perminggu di Kuansing sudah mencapai 75 ton. Angka itu terus meningkat. "Hasil itu baru dari 43 kelompok tani yang terdaftar di pelelangan, sementara jumlah kelompok ada ratusan," ujarnya.


Abdul Aziz

 

 

206