Home Kebencanaan Magma Sudah di Permukaan, Merapi Masuki Fase Erupsi 2021

Magma Sudah di Permukaan, Merapi Masuki Fase Erupsi 2021

Yogyakarta, Gatra.com - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta memastikan kemunculan titik api diam di Gunung Merapi pada 31 Desember 2020 menjadi pertanda magma sudah mencapai permukaan. Merapi pun memasuki fase erupsi 2021.
 
"Setelah melalui pengecekan lewat CCTV dan thermocam, fenomena yang tidak berhenti dari 31 Desember sampai 4 Januari kemarin adalah guguran lava pijar dari material baru yang berasal dari magma yang naik ke permukaan," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida saat jumpa pers virtual, Selasa (5/1).
 
Menurut Hanik, naiknya magma ke permukaan ini tidak lepas dari rentetan aktivitas vulkanik usai erupsi 2010 yang didominasi gas, terutama pada 2012-2014. Pada periode itu, terjadi pengisian dapur magma yang kosong, kemudian mengalir ke conduit dalam, dan terus naik ke kantong magma. 
 
Dari data seismitas, proses magma dari conduit dalam ke kantong magma seiring peningkatan rentetan gempa dangkal dan gempa dalam dan terjadinya letusan freatik beberapa kali. 
 
"Naiknya magma ke permukaan hingga proses ekstrusi menyebabkan pertumbuhan kubah lava. Ekstrusi ini juga turut menghadirkan awan panas dan guguran lava," lanjut Hanik.
 
Menurut Hanik, citra satelit juga menginformasikan adanya gundukan di puncak Merapi yang diduga material baru dan membentuk kubah lava atau kawah. Kemunculan kubah lava baru ini memungkinkan BPPTKG mengukur volume magma di permukaan.
 
Desakan magma ini juga menyebabkan munculnya retakan di permukaan yang menjadi jalan untuk guguran lava. Dengan kondisi ini, ancaman terbesar erupsi Merapi berada di sisi selatan dan barat daya puncak. Namun terbuka pula peluang ancaman erupsi ke arah tenggara di Sungai Gendol. 
 
"Berbeda dengan erupsi yang terjadi 2006 lalu, fase awal erupsi 2021 yang ditandai dengan kemunculan kubah lava akan disertai kegempaan dalam dan vulkanik dan deformasi akan terus terjadi," ujarnya.
 
Hingga kini, Merapi masih menyimpan ancaman erupsi dengan jarak luncur magma terjauh hingga 150 meter. Namun, Hanik mengatakan, BPPTKG belum akan mengubah status dari 'Waspada' ke 'Awas' karena guguran belum membahayakan masyarakat.
 
Kendati demikian, BPPTKG mengimbau kepada pihak kabupaten di lereng Merapi, yakni Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten untuk menyiapkan upaya mitigasi. Demikian juga dengan kegiatan penambangan pasir dan aktivitas wisata di kawasan rawan bahaya (KRB) sejauh 3 kilometer harus dihentikan.
506