Home Ekonomi Diborong, Laptop Bekas Booming

Diborong, Laptop Bekas Booming

Semarang,Gatra.com - Di tengah pandemi Covid-19, penjualan laptop second atau bekas di Kota Semarang mengalami peningkatan hingga 100%. Pembeli kebanyakan adalah pegawai pemerintah yang harus bekerja dari rumah dan kalangan mahasiswa baru yang harus melakukan perkulian daring

Menurut pengelola Bursa Laptop Semarang, Erdiyanto, peningkatan penjualan laptop bekas mulai Agustus 2020 setelah Pemerintah Kota Semarang menerapkan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah.

“Sejak Agustus hingga Desember penjualan terus meningkat, rata-rata tujuh hingga delapan unit per hari. Sebelum Covid-19, rata-rata penjualan laptop bekas empat unit,” katanya Rabu (6/1).

Meski penjualan meningkat, lanjut Erdi, harga laptop bekas stabil tidak terjadi kenaikan. Harga antara Rp1,5 juta hingga Rp10 juta tergantung ukuran layardan tahun pembuatan.

Untuk ukuran layar 10 inchi hinga 12 inchi Rp1,5 juta-Rp1,7 juta dan ukuran layar 14 inchi antara Rp2 juta sampai Rp10 juta.

“Harga laptop second dibandingkan atas laptop baru terpaut antara Rp2 juta hingga Rp4 juta,” ujarnya.

Selisih harga yang cukup besar ini, lanjut Erdi, menjadikan para pegawai dan mahasiswa baru memilih membeli laptop bekas yang harganya terjangkau kantong mereka.

Para pegawai kebanyakan membeli laptop bekas yang bisa untuk membuat grafis mendukung kerja di rumah yang harganya Rp3 juta, sedangkan mahasiswa baru Rp1,5 hingga Rp2 juta, karena hanya untuk kuliah daring.

“Kami memberikan garansi kepada pembeli selama dua pekan,” katanya.

Barang dagangan laptop second, menurut Erdi, dibeli dari Jakarta. Tidak membeli dari perorangan, guna menghindari permasalahan.

“Kecuali pembeli dari toko kami hendak menjual lagi, akan diterima,” ujarnya.

Sementara salah seorang pembeli, Fahmi, menyatakan membeli laptop bekas untuk kebutuhan bekerja di rumah. “Mau beli laptop yang baru mahal, jadi pilih bekas saja, terpenting bisa untuk bekerja di rumah,” kata pekerja swasta ini.


 

12352