Home Gaya Hidup Isu Plagiat USU Dinilai Sangat Politis

Isu Plagiat USU Dinilai Sangat Politis

Medan, Gatra.com - Isu plagiat di Universitas Sumatera Utara (USU) yang mencuat beberapa hari setelah terpilihnya rektor baru dinilai sangat politis. Isu plagiat tersebut merupakan adanya gambaran sifat kekanakan di lingkungan univeritas terbesar di Pulau Sumatera tersebut.
 
Hal itu diungkapkan pakar pendidikan Sumut, Dadang Darmawan Pasaribu kepada wartawan, di Medan, Jumat (15/1). Alumni dan mantan akademisi USU tersebut mengungkapkan bahwa isu plagiat semestinya tidak perlu terjadi. Karena isu tersebut hanya mempertontonkan adanya kelompok yang tidak terima dengan hasil pemilihan rektor. Adapun rektor baru, Dr. Muryanto Amin, terpilih awal Desember tahun lalu.
 
"Sebaiknya memang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) turun untuk menelusuri isu plagiat ini. Ini momen agar memeriksa seluruh dosen USU terkait dengan isu plagiat. Hal itu penting agar nantinya semua jelas dan tidak ada lagi saling tuding," jelasnya. 
 
Dadang mengungkapkan bahwa isu plagiat di USU gambaran adanya kelompok kelompok dilingkaran civitas akademika. "Serta gambaran buruk dunia pendidikan yang tidak sepaham dengan pengembangan generasi bangsa," ujarnya. 
 
Politisasi menjadi bukti bahwa di USU sangat kental kepentingan kelompok. Serta ada upaya untuk mempertahankan berbagai hal yang harus dipertanyakan. Hal itu juga menjadi reaksi nyata dari kelompok-kelompok tersebut. 
 
"Karena itu jika sudah diambil alih Kemendikbud hal ini bisa selesai. Tidak ada lagi kelompok-kelompok yang hanya memperjuangkan memiliki kepentingannya. Saat ini atmosfir di USU tidak sehat. Serta saat ini kerugian terbesar itu ditanggung civitas akademika di USU," tambahnya. 
 
Saat ini , lanjut Dadang, USU sangat tidak sehat untuk penguatan nilai-nilai akdemis kedepan. Bahkan saat ini citra USU sangat buruk. Karena saling tuding plagiat ini merupakan kegagalan regenerasi yang terjadi dalam sejarah USU. 
 
"Di masa sekarang inilah catatan buruk. Karena kepentingan kelompok menonjol. Serta tidak siap dengan kehadiran rektor yang baru. Ada gambaran bahwa kelompok-kelompok tertentu tidak siap dengan rektor yang terpilih. Atau mungkin ada banyak hal yang ingin disembunyikan. Tetapi itu sebatas rumor," tegasnya.
 
Sebagai alumni dan mantan akademisi di USU, Dadang berharap kasus ini tidak objektif jika ditangani rektor. "Kementerian harus segera turun dan melakukan pemeriksaan terhadap seluruh kasus yang saat ini. Karena ini merupakan tindakan yang sangat politis, katanya.
562