Home Gaya Hidup Rumah Seni Cemeti Hadirkan Pameran Reconstructed Biotope

Rumah Seni Cemeti Hadirkan Pameran Reconstructed Biotope

Yogyakarta, Gatra.com – Cemeti-Institut untuk Seni dan Masyarakat atau yang akrab dikenal dengan Rumah Seni Cemeti Yogyakarta siap menghadirkan eksibisi terbaru mereka, Pameran Kelompok: Reconstructed Biotope. Karya seniman Elia Nurvista dan Youngho Lee, dengan kurator Manshur Zikri tersebut diselenggarakan 19 - 30 Januari 2021 mendatang.

Dalam keterangan yang diterima Gatra.com, disebutkan bahwa hal yang melandasi hubungan artistik antara Elia dan Youngho, yang coba ditarik benang merahnya dalam pameran ini, adalah antusiasme dari praktik mereka yang berusaha merepresentasikan gejala dari migrasi global sumber daya-sumber daya.

Baca Juga: Imaji dan Teka-teki di Rumah Restu

Beberapa di antara sumber-sumber tersebut telah diteliti sebagai hal-hal kesejarahan, sedangkan yang lainnya cukup sering dipungut sebagai temuan-temuan kontemporer. Praktik mereka, barangkali, akan mendapati polemik paling menggairahkannya dalam bidang studi yang berakar pada "materialisme historis", pada satu sisi, dan dapat merangsang refleksi penuh semangat tentang pengalaman dan modus-modus representasi manusia mengenai "objek" yang mereka bingkai, pada sisi yang lain.

Ini adalah kombinasi yang menyengat antara "kecenderungan ekspositori" dan "aspirasi puitis" dalam menyusun pernyataan-pernyataan politis, terkait dengan fenomena atau kejadian-kejadian lintas geografis, dengan memanfaatkan konten yang tersebar di belantara informasi yang semakin menjelma menjadi sumber arbitrari di era teknologis hari ini.

Tema yang akhirnya mencuat saat mendudukkan karya kedua seniman tersebut dalam pameran ini adalah gaung globalisasi dari kondisi-kondisi material sekaligus ideal. Itulah kisaran isu yang coba diselidiki secara kritis oleh kedua seniman dengan menjelajahi subject matter yang berbeda satu sama lain, terlepas dari bagaimana sejarah-sejarah besar telah menarasikan hubungan antara kedua subjek tersebut: sementara Elia mengurai sesuatu yang politis di balik [sisa-sisa] makanan, Youngho memetakan ulang apa pun yang eksperimental dari [sisa-sisa] bebunyian.

Baca Juga: Julia Sarisetiati: Potret Pusaran Pendidikan Buruh Migran dalam Gambar dan Video

Karya-karya ini menyasar masalah migrasi global yang tidak hanya menyoal perpindahan aktif manusia-manusia. Selain itu juga mencakup tukar-menukar tanpa henti (dan juga tanpa batas) yang melibatkan benda mati (komoditas) dan abstrak (gagasan), baik yang terjadi secara aktual maupun virtual.

Sementara proses migrasi itu sendiri nyatanya juga ikut memengaruhi bagaimana indra kita menerjemahkan makna dan konteks dari apa-apa yang bermigrasi tersebut (yaitu, makanan dan bebunyian), di sini kita bisa melihat bahwa penjelajahan artistik kedua seniman pun ternyata singgah dan bertemu pada jargon-jargon visual yang merepresentasikan mekanisme dari kerja berbasis data, sistem pengawasan, teknologi digital, dan media sosial di dalam kehidupan masyarakat.

Namun, karya-karya mereka memainkan peran yang lebih analogis. Dengan demikian terasa alegoris ketimbang analitis, ketika menunjukkan, kalau bukan mentransfigurasi, tegangan-tegangan yang kerap memercik di antara sejumlah oposisi biner, seperti antara yang global dan lokal, yang Barat dan Timur, yang Orientalis dan Oksidentalis, yang modern dan tradisional, yang otentik dan reproduksi, yang aural dan massal, yang teratur dan acak, serta antara yang sintetik dan organik. Dalam konteks tersebut, konstruksi karya dari kedua seniman tampak mempunyai orientasi yang kuat untuk mematerialkan—atau menggunakan pendekatan materialistik untuk memaparkan—imajinasi, memori, wawasan, bahkan stereotipe tentang situasi-situasi yang tak kasatmata tapi tegas menubuh. Eksperimen mereka pun mengamini upaya-upaya apropriasi dari yang lampau ataupun adopsi dari yang masa kini.

Baca Juga: Komunitas Tuna Rungu Temanggung Dilatih Seni Stensil

Pameran buka Selasa sampai Sabtu, pukul 11:00 - 16:30 WIB. Sementara Minggu dan Senin tutup. Kunjungan dibatasi 4 sesi per hari dan hanya 8 orang per sesi. Jika hendak menikmati pameran multimedia dengan aman (kanal: aux 3,5 mm), pengunjung wajib menggunakan earphone / headphone milik pribadi.

Registrasi diwajibkan untuk setiap kunjungan dan pengunjung harus mematuhi protokol kesehatan.

411