Padang, Gatra.com - Sepekan terakhir SMKN 2 Padang, Sumatera Barat (Sumbar), viral dan menuai kontroversi. Hal ini karena adanya dugaan pemaksaan memakai jilbab bagi siswi nonmuslim di sekolah tersebut.

Padahal, pengakuan siswi nonmuslim di SMKN 2 Padang itu tidak pernah merasa terpaksa memakai jilbab. Justru mereka berjilbab atas inisiatif sendiri agar bisa menyatu dan tanpa merasa berbeda dengan siswi lainnya yang mayoritas muslim.

"Saya tidak pernah merasa terpaksa memakai jilbab. Saya hanya menyesuaikan peraturan di sekolah, agar tidak berbeda dengan teman-teman yang Islam," kata Elisabeth Angelia Zega yang beragama Kristiani pada Rabu (27/1).

Siswi kelas XII SMKN 2 Padang itu bahkan mengaku telah mengenakan jilbab sejak di SMP. Selaku umat kristiani, hingga saat ini ia merasa nyaman tanpa memengaruhi keimanannya atau adanya tekanan batin saat berjilbab seperti teman-temannya yang muslim.

Begitu pula Eka Maria Putri Waruwu, ia bahkan telah mengenakan jilbab sejak dari kelas IV SD. Hingga saat ini, ia juga merasa nyaman berjilbab dan tanpa paksaan. Selain itu, baginya jilbab tidak berpengaruh pada keimanannya sebagai umat Kristen seperti yang orang lain pikirkan.

"Saya tidak pernah merasa terpaksa. Pakaian seperti jilbab itu hanya atribut, identitas keimanan saya tetap kepada Yesus," ungkap Eka.

Pernyataan yang sama juga disampaikan siswi bernama Yulita Harefa, bahwa dirinya telah mengenakan jilbab sejak SMP walau bukan bergama Islam. Ia juga tidak pernah merasa minder memakai jilbab di sekolah, meskipun sebenarnya selaku umat kristiani diperbolehkan tidak memakai jilbab.