Home Kesehatan Bukan Individualis, Menkes: Manfaat Vaksin Buat Masyarakat

Bukan Individualis, Menkes: Manfaat Vaksin Buat Masyarakat

Jakarta, Gatra.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berpesan pada masyarakat bahwa intisari dari pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bukan hanya menitikberatkan pada keamanan atau perlindungan terhadap diri sendiri. Justru, pelaksanaan vaksinasi dimaksudkan agar memberikan perlindungan untuk orang lain.

"Jadi, vaksinasi ini bukan untuk melindungi diri sendiri, bagi pihak yang divaksin. Tidak demikian. Vaksinasi dimaksudkan untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity. 70 persen rakyat Indonesia kita harapkan mempunyai kekebalan, karena disuntik vaksin ini," kata Menkes Budi dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (30/1).

Vaksinasi dimaksudkan agar 70 persen yang divaksin itu akan mendapatkan kekebalan agar tidak kemudian tertular dan menularkan virus tersebut nantinya. Kondisi itu diyakini Budi, akan menekan laju penularan dan secara epidemi, penularan akan berkurang bahkan bisa dihilangkan. "Jadi, sekali lagi vaksin bukan untuk melindungi diri kita, tapi untuk melindungi keluarga, tentangga, dan seluruh rakyat Indonesia san umat manusia di dunia," paparnya.

Oleh karenanya, Menkes Budi menekankan program vaksinasi bukanlah program yang bersifat individualis, justru sangat sosialis karena sangat menentukan keselamatan dan kemaslahatan seluruh masyarakat.

Sementara itu, sebelumnya Menkes Budi pun mengatakan bahwa proses vaksinasi yang secara terbuka kepada masyarakat luas baru akan dilakukan di Bulan April 2021 mendatang. Pihaknya menargetkan, prosesi vaksimasi tersebut dapat dilaksanakan di pertengahan atau akhir bulan April.

Pelaksanaan ini, kata Budi, sejatinya sudah diupayakan agar dipercepat. Karena dirinya mengakui, saat ini pihaknya terus dikerjar waktu  untuk segera mempercepat proses vaksinasi keseluruh masyarakat Indonesia.

"Kenapa kita butuh cepat? Karena kita belum tahu apakah vaksin ini kekebalannya berapa lama ketahanannya. Karena memang belum ada yang secara lengkap uji klinis tahap 3 nya. Baik Pfitzer, Sinovac, AstraZeneca itu semuamya belum selesai 100 persen," pungkasnya.

194