Home Politik Bupati Batanghari Terpilih: Saya Tak Alergi Kritikan Pers

Bupati Batanghari Terpilih: Saya Tak Alergi Kritikan Pers

Batanghari, Gatra.com - Hari Pers Nasional (HPN) ke-75 Tahun 2021 bertajuk "Bangkit dari Pandemi, Jakarta Gerbang Pemulihan Ekonomi dengan Pers sebagai Akselator Perubahan" dihadiri Presiden Joko Widodo secara virtual dari Istana Negara hari ini.

Bupati Batanghari, Jambi, terpilih Muhammad Fadhil Arief turut mengucapkan peringatan HPN ke-75. Kepada Gatra.com ia mengatakan tak pernah alergi dengan kritik dari rekan-rekan pers.

"Pertama, saya tak pernah alergi dengan kritik dan sudah saya latih terhadap diri saya. Kemudian saya tak akan mudah terpancing dengan sesuatu yang tak benar. Tapi kalau benar tetap saya ikuti, walaupun saya tak mengatakan iya di hadapan orang itu," ucap suami Zulva di kediaman pribadinya, Selasa (9/2).

Fadhil berharap jurnalis memberikan informasi aktual dan faktual. Menurut dia, sekarang informasi merupakan sesuatu yang sangat berharga. Apabila jurnalis bisa memainkan peran ini, maka kecerdasan pemberdayaan masyarakat akan sangat jalan.

"Tapi kita lihat selama ini kawan-kawan mengemas informasi menarik, tapi kadang-kadang kebenarannya agak kabur. Etika jurnalis ini yang harus kawan-kawan tegakkan kembali. Tapi semangat dia untuk berani jangan dihalangi," ujarnya.

Kebebasan Pers itu salah satunya, kata dia, membuat kawan-kawan jurnalis berani agar bisa memberitakan segala hal. Sebab, kritikan insan Pers sangat bermanfaat bagi Pemerintah. Karena tak mungkin Pemerintah melakukan sesuatu secara sempurna. 

"Kesempurnaan itu di dapat apabila ada kritik dari kawan-kawan jurnalis melihat fakta yang ada di tengah masyarakat," katanya.

Ayah Empat anak ini mengaku pertama kali di wawancara jurnalis sewaktu menjabat sebagai Camat Maro Sebo Ilir tahun 2011 silam. Kala itu, seorang jurnalis datang meliput kebudayaan lomba pacu perahu di Sungai Batanghari. Perlombaan yang menjadi budaya dan hobi masyarakat setempat terhenti cukup lama.

"Sebagai Camat lah saya menginisiasi acara lomba perahu. Itu pernah kali saya di wawancara jurnalis," ucapnya.

Sisi positif Pers menurut pria kelahiran 1 Juni 1975 adalah informasi yang sangat berharga. Misalnya, orang mau bisnis, berkarir, semuanya dari informasi. Sisi baik ini yang terus dikembangkan. Sisi negatif Pers kadang-kadang sebagian kawan-kawan jurnalis membuat berita menggantung. 

"Itu baik buat orang menarik membaca, tapi kadang-kadang bikin orang multitafsir. Atau ada oknum-oknum jurnalis yang menggunakan kesempatan tertentu untuk menjatuhkan seseorang. Kalau menaikkan seseorang masih baik," ujarnya.

Alumnus strata satu (S1) Fakultas Ekonomi Universitas Jambi (Unja) 1999 ingin jurnalis Kabupaten Batanghari lebih profesional dan hidupnya harus sejahtera. Ia ingin membangun kolaborasi profesional dan kesejahteraan jurnalis.

"Karena tak mungkin dia bisa hebat kalau hidupnya tidak sejahtera. Ini menurut saya," katanya.

Menurut Fadhil, Pers memiliki peran sebagai kontrol program-program Pemerintah yang dijalankan. Sehingga, pemerintah tahu program ini sudah dijalankan atau tidak untuk mengungkapnya di tengah kehidupan masyarakat. 

"Kalau Pers melempem, Pemerintah merasa sempurna programnya, rupanya tak tepat sasaran. Saya akan selalu membuka diri untuk di kritik. Karena kalau tak ada yang mengkritik bahaya sudah, kacau hidup kita, berasa sudah pintar, rupanya belum. Selamat Hari Pers Nasional ke-75 bagi seluruh insan Pers di Republik Indonesia," ucapnya.


 

1132