Home Info Sawit Antisipasi Karhutla, Ketum Apkasindo Minta Pakai DLK

Antisipasi Karhutla, Ketum Apkasindo Minta Pakai DLK

Jakarta, Gatra.com - Dua pekan terakhir titik panas sudah mulai muncul di sejumlah daerah di Indonesia, dari jumlah hotspot itu, ada yang confidence menjurus ke titik api.

Kondisi itu kata Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Medali Emas Manurung adalah peringat dini bagi semua petani kelapa sawit yang ada di 22 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) provinsi terkait kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Saya minta semua ketua DPW segera berkoordinasi dengan semua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) yang ada, semuanya ada 144 DPD kabupaten kota," kata lelaki 48 tahun ini dalam siaran pers yang diterima Gatra.com, Senin (22/2).

Semua petani kata ayah dua anak ini tidak boleh lengah, musti saling mengingatkan satu sama lain sekalipun di daerah nya curah hujan masih tergolong tinggi.

"Manfaatkan Whatsapp Group (WAG) yang ada untuk saling mengingatkan. Ingat, persoalan asap dan titik api bukan cuma tanggungjawab Polisi, TNI maupun Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) setempat, tapi tanggung jawab kita semua, termasuk Apkasindo," tegasnya.

Lantaran itu kata kandidat doktor lingkungan Universitas Riau ini, petani Apkasindo jangan coba-coba melakukan tindakan konyol, Apkasindo tidak akan mentolelir petani yang melanggar hukum.

Sebaliknya kata Gulat, petani musti waspada terhadap oknum-oknum yang bisa jadi memanfaatkan situasi. Sengaja melakukan pembakaran dengan tujuan provokasi yang berujung pada kampanye negatif.

"Saat ini negara memanggil petani sawit Indonesia untuk menjadi garda terdepan untuk meminimalisir munculnya titik api di areal perkebunan sawit dan hutan-hutan terlantar," ujarnya.

Biar petani lebih gampang mencari tahu potensi titik panas yang muncul, Gulat meminta semua Ketua DPW mendownload aplikasi Dashboard Lancang Kuning (DLK) di handphone masing-masing.

"Aplikasi ini canggih dan real time dan sudah dipakai hampir semua stakeholder. Jadi, saya meminta juga kepada Ketua DPW untuk memerintahkan semua pengurus DPD mendownload aplikasi itu," pintanya.

Terus terang kata auditor Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) ini, Apkasindo sangat berterima kasih kepada Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi yang telah menciptakan aplikasi DLK itu.

"Pakai DLK itu, kami petani sawit bisa lebih cepat melaporkan potensi titik api, lebih cepat tahu di mana titik titik api dan lebih cepat pula membantu memadamkan. Pokoknya, koordinasi bisa lebih cepat lah," ujarnya.

Ketua DPW Apkasindo Riau, H. Suher sangat mengapresiasi ketegasan aparat hukum di Riau, khususnya setelah adanya aplikasi DLK itu. Sebab semua bisa termonitor di aplikasi. "Cara kerjanya mudah dan tingkat keakuratannya cukup tinggi. Di sisi lain kami juga sangat mengapresiasi langkah cepat yang diambil oleh Gubernur Riau, Syamsuar yang telah menetapkan siaga darurat karhutla. Ini adalah langkah antisipasi untuk kita bersama-sama membuat Riau tidak bergumul asap, lebih baik mencegah dari pada memadamkan," katanya.

Di Kalimantan Barat, Ketua DPW Apkasindo setempat, Indra Rustandi, ternyata sudah lebih dahulu mensosialisasikan pencegahan dini kebakaran lahan kepada anggotanya, termasuk memerintahkan semua jajaran untuk mendownload aplikasi DLK itu.

"Petani sekarang sudah generasi ke-2, sudah bisa lebih cepat memahami kecanggihan teknologi. Kami berterimakasih kepada Polda Riau atas aplikasi ini," katanya.

Pantauan Gatra.com, situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merilis kalau hari ini jumlah hotspot di Riau ada 11; 5 di Dumai, 4 di Bengkalis dan 2 di Rokan Hilir.

Di Sumatera Utara (Sumut), di Mandailing Natal 3 hostpot dan Dairi 2. Sementara di Kepulauan Riau ditemukan 1 hotspot.


Abdul Aziz

 

 

573