Home Gaya Hidup Pembangunan Masjid Sheikh Zayed Hadiah UEA di Solo Dimulai

Pembangunan Masjid Sheikh Zayed Hadiah UEA di Solo Dimulai

Solo, Gatra.com – Pembangunan Masjid Agung Sheikh Zayed dimulai hari ini di Solo. Masjid yang merupakan replika dari Grand Mosque Syeikh Zayed Al Nahyan ini merupakan hadiah dari Pangeran Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan untuk Presiden Joko Widodo.

Ground breaking dimulai tanpa dihadiri oleh Presiden Jokowi. Hanya Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas dan Menteri BUMN, Erick Thohir hadir mewakili pemerintah pusat. Sedangkan perwakilan dari UEA ada Menteri Energi dan Industri UEA, Suhail Mohamed Faran Al Mazrouei; Kepala Otoritas Umum Urusan Islam dan Wakaf UEA; Dubes UEA untuk Indonesia, Mohammed Abdullah Al Ghfeli, serta Dubes Indonesia untuk UEA, Husin Bagis.

Masjid yang dibangun di Gilingan, Banjarsari, Solo ini dibangun di bekas lahan milik PT Pertamina. Masjid ini menjadi perlambang kerjasama dan hubungan baik antara Indonesia dan UEA.

Baca Juga: Masjid Hadiah UEA untuk Jokowi Rp5,7 T Dibangun Sabtu Ini

"Khususnya antara Presiden Jokowi dan Pangeran Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan yang semakin intensif dalam dua tahun terakhir," ujar Menag Yaqut dalam pidato sambutannya, Sabtu (6/3).

Pendirian masjid ini memberikan arti khusus bagi kedua negara. Sebab masjid yang menjadi hadiah bagi Jokowi ini dibangun dengan arsitektur desain milik Pangeran Mohammed bin Zayed Al Nahyan.

Masjid ini diperkirakan mampu menampung hingga 10 ribu jamaah. Pembangunan masjid ini diprediksi memakan waktu hingga 1,5 tahun. "Perkiraan selesai pada 2022 mendatang," katanya.

Baca Juga: Pemko Solok Hemat 1.5 M Untuk Penguatan Ekonomi Syariah Umat

Sementara itu Menteri Energi dan Industri UEA, Suhail Mohammed Al Mazroui mengatakan kerja sama ini diharapkan menjadi simbol untuk menumbuhkan toleransi kehidupan beragama. "Kami belajar banyak dari Indonesia tentang toleransi," imbuh dia.

Apalagi masjid ini diberi nama sesuai dengan pendiri negara UEA, Syeikh Zayed Al Nahyan. Bagi warga UEA, sosoknya merupakan simbol toleransi dalam keagamaan.

Selain untuk pengembangan Islam di kota Solo dan Indonesia, masjid ini diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata. Sehingga bisa mendatangkan devisa bagi negara Indonesia. "Masjid ini membanggakan. Di sini bukan hanya sebagai tempat melakukan ibadah tetapi arsitektur bangunan yang menakjubkan bisa menarik banyak wisatawan," tutupnya.

480