Home Gaya Hidup 25 Tahun Berkarir, Asep Terus Berkarya di Tengah Pandemi

25 Tahun Berkarir, Asep Terus Berkarya di Tengah Pandemi

Kendal, Gatra.com- Menyukai seni lukis dan mulai melukis sebelum masuk bangku taman kanak-kanak (TK) merupakan awal terbentuknya bakat melukis Asep Leoka.
 
Asep Leoka adalah seorang pelukis yang mulai berkarir sejak tahun 1992. Lukisan karya Asep Leoka bercorak impresionisme dengan teknik palet dan tube.
 
Dia pelukis Indonesia yang aktif pameran diberbagai kota di Indonesia sehingga namanya banyak dikenal oleh para pecinta seni lukis. Karya-karya Asep Leoka juga banyak dikoleksi oleh pejabat negara dan para kolektor seni lukis lainnya baik Indonesia maupun mancanegara.
 
Keragaman kultur di Indonesia banyak memberi inspirasi karya-karyanya seperti, tari barong, tari kecak, aktivitas nelayan, karapan sapi, penjual jamu gendong dan lain sebagainya.
 
Pada setiap lukisan karya Asep Leoka seperti ada tarian warna yang meliuk, memiliki goresan yang memberi kesan dinamis sehingga sangat cocok untuk mendukung interior di setiap sudut rumah. 
 
Saat ditemui di studio tempatnya melukis yang berada disamping bangunan tempat tinggalnya di Perumahan Kaliwungu Indah Kaliwungu Kendal Jawa Tengah, Asep Leoka mengaku, ketertarikan pada seni melukis bergejolak setelah dirinya melihat karya lukis Affandi dan Basuki Abdullah pada kala itu. "Awalnya saya terinspirasi oleh karya dua maestro itu," kata Asep, Senin (8/3).
 
Asep yang terinspirasi, mencetak prestasi pertamanya saat duduk dibangku sekolah dasar (SD). Kemudian, saat berada dibangku Sekolah menengah pertama (SMP), Asep sudah mulai menjual hasil dari karya-karya miliknya.
 
"Waktu itu, saya sudah jual dengan harga Rp5000, uang segitu pada waktu itu sudah lumayan banyak. Bisa buat beli peralatan melukis lagi dan bisa buat uang saku sekolah," ungkapnya.
 
Kemudian, menginjak bangku SMA hingga kuliah, karya Asep Leoka mulai banyak diminati di pameran seni Galendra, yakni galeri rintisan Kota Semarang.
 
Dari Kendal, Asep mengembangkan ilmunya untuk mendalami ilmu seni melukis mulai dari Jakarta hingga ke Bali dan mulai tahun 1992, Asep memulai karir profesionalnya kembali ke Kendal.
 
Hingga saat ini, penjualan karya lukisnya bahkan telah laku hingga mancanegara seperti, Malaysia, Belanda, Australia dan Amerika serta salah satu karya lukis Barong miliknya telah masuk dalam galeri America Fine Art.
 
Namun, sejak ada wabah Covid-19 yang menerjang dunia menjadi pukulan telak baginya. Ia bahkan terpaksa membatalkan diri mengikuti sejumlah pameran, hasil penjualan karya lukisnya pun ikut turun drastis.
 
Asep tidak putus asa, ia terus berkarya di dalam sanggar seni miliknya sambil menunggu pandemi berakhir, karena melukis baginya sudah menjadi kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi.
 
"Saya itu pernah ada acara dengan keluarga, acara penting. Bersamaan dengan itu imajinasi saya menuntut saya agar menumpahkan dalam karya lukis. Terpaksa istri saya yang sudah dandan saya minta menunggu sejenak untuk memberi waktu bagi saya menuangkan tuntutan yang keluar dari jiwa seni aaya ini," ungkapnya.
 
Setelah lebih dari 25 tahun berkecimpung salam dunia seni lukis, Asep menemukan jalur seninya sendiri. Tidak hanya gaya lukisan, tetapi semua cara dan ketrampilan dan melukis ia kuasai. Asep menumpahkan semua rasa dan jiwanya dalam obyek dikarya lukisnya.
 
Asep selalu bebas memilih warna, mengatur komposisi dan menggunakan paletnya. "Kewajiban sebagai seorang pelukis harus bisa memahami karakteristik dan berbicara pada obyek dalam warna," tandasnya.
 
Menurutnya, hal itu penting agar pelukis bisa membuat obyek yang bervariasi seperti, bunga, barong, penari, perahu nelayan, lanscap, angka dan lain sebagainya. 
 
Hasil karya Asep dijual mulai dari harga Rp3 juta hingga Rp150 juta. Waktu yang dibutuhkan dalam melukis berbeda-beda, tergantung dari tingkat kemudahan dan kesulitan lukisan.
 
"Waktu yang tercepat 10 menit. Waktu itu melukis wajah artis yang datang di acara pameran saya waktu Jakarta. Sedangkan waktu terlama pernah sampai dua bulan, melukis wajah pejabat tinggi negara bersama dengan para menteri," terang Asep.
 
Ia berharap, generasi selanjutnya lebih maju lagi. Dunia seni lebih ramai peminatnya semakin banyak pecinta seni dan kolektor serta penghargaan kepada pelaku seni semakin meningkat, sehingga generasi selanjutnya lebih bersemangat dan berkompetitif untuk mengejar mimpinya dalam dunia seni.
890