Home Ekonomi Harga Batu Bara Turun, Utamakan Pasokan ke PLN

Harga Batu Bara Turun, Utamakan Pasokan ke PLN

Yogyakarta, Gatra.com – Harga batu bara secara global cenderung menurun belakangan ini. Untuk itu, pemerintah didorong lebih mengutamakan penjualan domestik, seperi ke PLN, ketimbang ke pasar luar negeri.

Hal itu disampaikan Fahmy Radhi, pemerhati ekonomi energy, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada, Selasa (9/3). “Di tengah masih merebaknya pandemi Covid-19 yang melanda dunia, volatilitas (naik turunnya) harga batu bara dunia cukup tinggi, tetapi belakangan cenderung menurun,” kata dia.

Ia menjabarkan, pada minggu kedua Januari 2021, harga kontrak futures atau berjangka batu bara termal ICE Newcastle sempat tembus US$ 89,95 per ton. Namun, pada perdagangan akhir Januari terkoreksi minus 0,48% menjadi US$ 84,59 per ton, lalu terkoreksi lagi minus 0,42% menjadi US$ 82,55 pada awal Februari.

“International Energy Agency (IEA) memprediksi permintaan batu bara global pada 2021 akan meningkat sekitar 2,6% dibanding permintaan global pada 2020,” katanya.

Namun, Fahmy menjelaskan, permintaan batu bara global pada tahun 2021 diperkirakan di bawah harga pada 2019, bahkan bisa lebih rendah jika asumsi pemulihan ekonomi meleset dan permintaan tidak terpenuhi.

“Penyumbang utama perbaikan permintaan batu bara masih didominasi oleh Cina, India, dan Asia Tenggara, yang mencapai sekitar 65% dari total permintaan batu bara dunia,” kata Fahmy.

Selain sebagai produsen batu bara, Cina juga konsumen batu bara terbesar di dunia. Saat volume konsumsi batu bara di Cina lebih besar dari pada volume produksi batu bara, Cina berperan penting dalam mengendalikan harga batu bara dunia pada harga relatif rendah.

Menurut Fahmy, berakhirnya musim dingin dan perayaan Imlek menyebabkan penggunaan listrik di Cina melandai sehingga permintaan batu bara di China juga akan semakin menurun.

“Akibatnya, harga batu bara dunia akan kembali terkoreksi pada bulan-bulan berikutnya,” ujarnya. Selain itu, indeks manufaktur pun tidak menunjukkan kenaikan, sehingga kebutuhan akan listrik juga tidak melonjak.

Dengan tren penurunan harga batu bara dunia belakangan ini, pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu bara acuan (HBA) turun menjadi US$ 84,49 per ton pada Maret 2021,

Jumlah itu turun 3,3 US$ per ton dibanding HBA Januari 2021 yang sebesar US$ 87,49 per ton. Sedangkan harga Domestic Market Obligation (DMO) yang ditetapkan untuk penjualan batu bara kepada PLN sebesar US$ 70 per ton.

“Di tengah tren penurunan harga batu bara global yang terus menurun, harga ekspor batu bara setelah dikurangi ongkos kirim diproyeksikan bisa mendekati 80 US$ atau bahkan di bawah US$ 80 per ton,” katanya.

Apabila proyeksi itu benar, menurut Fahmy, prioritas penjualan batu bara kepada PLN barangkali lebih menarik ketimbang mendahulukan penjualan batu bara ke pasar global. “Alasannya, penjualan tersebut bersifat jangka panjang, sedangkan harga batu bara di luar negeri bersifat spot atau jangka pendek,” katanya.

288