Home Ekonomi Presiden Jokowi Resmikan Bandara Toraja dan Bandara Pantar

Presiden Jokowi Resmikan Bandara Toraja dan Bandara Pantar

Jakarta, Gatra.com - Presiden Joko Widodo meresmikan Bandara Toraja yang juga dikenal dengan nama setempat Bandara Buntu Kunik, di Kabupaten Tana Toraja saaat kunjungan kerja ke Provinsi Sulawesi Selatan hari ini Kamis (18/3).

"Hampir setiap enam bulan selalu saya tanyakan kepada Menteri Perhubungan kapan bandara di Tana Toraja ini selesai. Akhirnya hari ini bisa kita resmikan dan sudah beroperasi. Kita patut bersyukur alhamdulillah," kata Presiden dalam sambutannya.

Pembangunan bandara ini menelan anggaran sebanyak Rp800 miliar dan memiliki tantangan serta keunikannya tersendiri. Termasuk saat pembangunan tiga bukit dipangkas untuk dapat membangun landasan pacu bandara.

Bandara yang memiliki panjang landasan pacu sepanjang 2.000x30 meter yang ditujukan untuk pendaratan pesawat ATR 72-600, juga dilengkapi dengan gedung terminal seluas 1.152 meter persegi yang dapat menampung hingga 45.000 penumpang per tahun.

"Biasanya masyarakat di sini kalau lewat darat mau ke Makassar itu butuh waktu sembilan jam. Tadi saya nyoba dengan (pesawat) ATR 50 menit," ujar Presiden.

Presiden meyakini bahwa sektor pariwisata Toraja juga nantinya akan meningkat pesat. Di Tana Toraja, banyak destinasi wisata yang aksesnya akan semakin terbuka berkat infrastruktur transportasi yang semakin memadai.

"Bisa saja nanti yang dari Bali langsung ke sini, bisa saja dari Jakarta langsung ke sini, bisa saja dari Bandung langsung ke Tana Toraja untuk melihat 'Negeri di Atas Awan', melihat Kete Kesu, melihat Pango-Pango," tuturnya.

Bersamaan dengan peresmian Bandara Toraja, Presiden Joko Widodo juga sekaligus meresmikan secara virtual Bandara Pantar yang berlokasi di Kecamatan Pantar, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pihak-pihak yang berkaitan dengan peresmian Bandara Pantar turut mengikuti jalannya acara peresmian Bandara Toraja secara virtual.

Pembangunan bandara dengan lintasan pacu sepanjang 900x30 meter dan dilengkapi gedung terminal dengan kapasitas hingga 36.000 penumpang per tahun itu merupakan perwujudan kehadiran pemerintah untuk turut membangun wilayah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan sehingga dapat membuka keterisolasian wilayah setempat dan mendorong kegiatan ekonomi.


 

454