Jakarta, Gatra.com - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) mengungkapkan bahwa investasi haji itu penting. Satu alasan pentingnya adalah kontrol untuk menentukan keputusan sendiri mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan haji di Arab Saudi.

“Ketika berinvestasi, kami akan mengontrol investasi kita di Arab Saudi. Dengan demikian, kita bisa menentukan keputusan sendiri,” ujar Anggota Dewan BPKH, Hurriyah El Islamy, yang menjadi salah satu panelis dalam acara Global Islamic Investment Forum yang digelar secara daring, Jumat, (9/4).

Dengan kontrol tersebut, BPKH bisa merekrut pekerja berkewarganegaraan Indonesia untuk bekerja di Arab Saudi. Sebagai contoh, apabila berinvestasi di sektor transportasi haji, BPKH bisa memanggil supir dan ahli mekanik dari Indonesia. Di sektor akomodasi, staf-staf orang Indonesia bisa dipekerjakan di hotel-hotel di Arab Saudi.

“Kita juga ingin menyediakan makanan dengan cita rasa kita sendiri. Itu berarti kita butuh juru masak dan pelayan orang Indonesia juga,” tambah Hurriyah.

Dengan demikian, Hurriyah menyebut, investasi yang hendak dijalankan oleh BPKH bisa berkontribusi maksimal dalam meningkatkan jumlah pekerja Indonesia di Arab Saudi.

Selain alasan ekonomis, investasi tersebut nantinya diharapkan bisa mempengaruhi sisi psikososial kandidat haji Indonesia selama menunaikan ibadah haji di Arab Saudi. “Kandidat haji akan merasa lebih familiar ketika mereka berbicara dengan bahasa yang sama dengan orang yang berasal dari budaya yang sama,” ujar Hurriyah.

Saat ini BPKH akan fokus berinvestasi pada tiga area, yaitu akomodasi, transportasi, dan makanan siap saji sekaligus pelayanannya. “Anda tidak bisa berhaji tanpa akomodasi, Anda tidak bisa berhaji tanpa transportasi, Anda tidak bisa berhaji tanpa makanan siap saji dan layanannya,” ungkap Hurriyah.

Menurut Hurriyah, investasi ini pun didasarkan pada hukum permintaan dan penawaran (supply and demand). “Kita harus berinvestasi di mana ada permintaan,” katanya.