Jakarta, Gatra.com – Wakil Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, mengatakan bahwa peran alim ulama sangat besar dalam menghadapi pandemi Covid-19, di antaranya terus membangkitkan optimisme umat.
Muzani saat bersilaturahmi dengan para ulama dan habaib se-Jakarta di Masjid Raya Hasyim Asy'ari, Cengkareng, Jakarta Barat, mengatakan, tantangan terbesar di masa Covid-19 adalah lesunya perekonomian.
Akibatnya, lanjut dia, daya beli masyarakat pun anjlok dan roda perdagangan kurang bergairah. Ini menimbulkan dampak psikologis bagi masyarakat atau umat, yaitu munculnya pesimisme di tengah mereka.
"Di sinilah kita patut bersyukur ada alim ulama yang terus membangkitkan optimisme bahwa insyaallah Covid-19 akan berakhir. Karena ajaran agam menyatakan, setiap penyakit pasti ada obatnya," kata Muzani.
Pria yang juga menjabat Sekjen Partai Gerindra ini, lebih lanjut menyampaikan, semangat dari para ulama tersebut yang membuat umat teguh dalam kesabaran, karena sabar bagian penting yang selalu disampaikan oleh para ulama.
Selain kesabaran, kata dia, para ulama juga mengajarkan nilain positif dengan tidak berhenti berikhtiar. Tantangan berat lainnya bagi ulama, kiai, dan ustaz di era digitalisasi ini, yakni yang disampaikan mereka sering berbenturan karena ada paradoks dengan kehidupan nyata.
"Inilah beban berat para ulama, untuk terus dengan sabar membentengi umat dengan panduan ajaran agama, akhlak yang mulia, keteladanan berdasarkan moralitas yang tinggi telah membentuk peradaban keindonesiaan," kata Muzani.
Di hadapan sekitar 30 ulama se-Jakarta yang hadir menjelang waktu berbuka puasa pada Kamis (29/4), Muzani menyampaikan rasa syukur bahwa para alim ulana terus menjaga Indonesia. Tanpa diminta dari dahulu sampai sekarang berkat doa-doa para ulama Indonesia tetap kokoh menghadapi segala tantangan di setiap zaman.
"Inilah sumbangsih besar para ulama dengan telaten, sabar, dan ikhlas merajut peradaban ke-Indonesian," ujar Muzani yang kehadirannya disambut langsung oleh KH Mahfudz Asirun, Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Raya Hasyim Asy'ari dan alim ulama se- Jakarta.
