Home Kebencanaan Erupsi Sileri Terjadi Tanpa Didahului Peningkatan Aktivitas

Erupsi Sileri Terjadi Tanpa Didahului Peningkatan Aktivitas

Banyumas, Gatra.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan erupsi kawah Sileri terjadi tiba-tiba tanpa didahuli peningkatan aktivitas yang signifikan, termasuk kegempaan. Karenanya, erupsi freatik ini sulit diprediksi.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng Surip mengatakan bencana itu bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa gejala. “Aktivitas sebelumnya normal. Erupsi terjadi tiba-tiba,” katanya kepada wartawan, Jumat (30/4/)

Supri menjelaskan, meski level kawah Sileri sebelum terjadi erupsi normal, pihaknya telah merekomendasikan jarak aman bagi masyarakat sampai radius 200 meter dari bibir kawah. Pascaerupsi, jarak aman diperluas hingga 500 meter dari bibir kawah.

Dia memastikan bencana letusan kawah Sileri tidak memakan korban jiwa mengingat kejadiannya malam hari hingga aktivitas di sekitar kawah lengang. Menurut dia, cerita bisa jadi akan berbeda jika peristiwa erupsi terjadi siang hari.

“Saat itu, lalu lintas di jalan raya ruas Batang-Dieng ramai, serta banyak petani beraktivitas di ladang sekitar kawah,” jelasnya.

Meski tidak sampai memakan korban jiwa, karena semburan material cukup besar, sejumlah infrastruktur di sekitar kawah rusak. Gardu pandang di yang biasa dipakai untuk menyaksikan pemandangan kawah rusak pada bagian atapnya. Pasalnya, material batu yang terlempar dari kawah cukup besar hingga seukuran kepala manusia.

Kerasnya semburan itu membuat atap gardu pandang hancur hingga gentengnya berjatuhan ke lantai. Selain itu, diperkirakan puluhan hektar lahan kentang, termasuk kebun ginseng di komplek kawah juga rusak tertutup lumpur hitam.

Surip mengungkapkan, Kawah Sileri menjadi prioritas pemantauan selama ini, di luar kawah Timbang. Dua kawah itu menjadi prioritas pemantauan karena dinilai paling aktif dan sering erupsi di banding delapan kawah lain di Gunung Api Dieng.

Sepanjang sejarah, Kawah Sering beberapa kali pernah meletus. Di antara yang terparah adalah tahun 1944, kemudian tahun 1964 yang menewaskan ratusan orang hingga sebuah kampung di sisi barat kawah tertimbun. Warga yang selamat berpindah ke lain dusun atau desa. Desa yang tertimbun beserta penduduknya itu kini telah berubah menjadi hamparan lahan pertanian.

Sementara, objek pariwisata Dieng berada di zona aman karena lebih dari radius 500 meter dari bibir Kawah Sileri. Kecuali objek wisata pemandian air panas D Qiano yang kurang dari 500 meter dari bibir kawah direkomendasikan ditutup untuk pengunjung.

Sementara jalan Batang-Dieng yang melintasi sisi barat kawah yang kurang dari 500 meter dari bibir kawah, tetap dibuka untuk warga Dusun Bitingan agar tidak terisolasi.

1216