Home Kesehatan Kenalkan Amalia, Dokter Gigi Sahabat Santri

Kenalkan Amalia, Dokter Gigi Sahabat Santri

Banjarnegara, Gatra.com - Lazimnya, orang sakit gigi baru sibuk cari dokter gigi yang terdekat, baik sekedar untuk konsultasi, pemeriksaan, maupun tindakan, seperti cabut gigi dan lainnya semata untuk mendapat kesembuhan.

Tetapi, di Banjarnegara, Jawa Tengah, ada sosok dokter gigi yang justru mendatangi kelompok masyarakat untuk melakukan pemeriksaan tanpa ada pungutan biaya alias gratis. Termasuk pada bulan suci Ramadan ini.

Kepeduliannya terhadap santri pondok pesantren di Banjarnegara patut diacungi jempol. Dokter gigi tersebut adalah Amalia Rahmaniar Indrati, akrab disapa Dokter Gigi Amel. Dokter muda yang sehari-sehari berpraktik di RSI Banjarnegara, ini menjadikan profesi ladang amal baginya.

Dokter kelahiran 1994 ini, sudah sejak 2019 rutin melakukan kunjungan ke pondok pesantren. Tak langsung memeriksa, bersama timnya dia memberikan penyuluhan. Kedatangan berikutnya baru memeriksa atau skrining kesehatan gigi mulut santri satu persatu.

Dari beberapa pondok pesantren yang didatangi, salah satunya adalah Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin Mantrianom Bawang Banjarnegara, yang diasuh KH M Chamzah (Gus Hamzah).

"Dengan melakukan pemeriksaan gigi di Ponpes Tanbighul Ghofilin, kami ingin meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut kepada santri dan santriwati," ucap dia.

Dia memilih memeriksa santri dan santriwati, agar pondok pesantren tidak ketinggalan dengan siswa di lembaga pendidikan negeri, khususnya dalam hal kesadaran menjaga kebersihan gigi dan mulut.

"Dengan adanya pemeriksaan gigi dan mulut di Ponpes, para santri dan santriwati akan lebih rajin dan pintar dalam merawat giginya. Pengecekan ini tentunya dapat bermanfaat bagi mereka. Mereka akan lebih mengerti bahwa gigi yang dirawat dengan baik, akan membuat mereka lebih percaya diri," ucap dokter kelahiran Banjarnegara ini.

Diketahui, RS Islam Banjarnegara, ini sudah melakukan kerja sama dengan sejumlah pondok pesantren di daerah ini. Tidak menutup kemungkinan, semua pondok pesantren akan disambangi oleh tim kesehatan gigi ini.

Saat di pondok pesantren, tidak melakukan tindakan cabut gigi. Karena peralatan praktek dokter gigi ada di rumah sakit, maka yang dilakukan lebih ke arah skrining. Hasilnya, banyak santri yang membutuhkan perawatan gigi lebih ekstra.

"Kami juga menyarankan untuk mereka dapat segera melakukan tindakan perawatan secara intensif, sesegera mungkin, karena dari hasil yang kami dapat hampir 90 persen santri dan santriwati mengalami masalah gigi, seperti gigi berlubang, gigi yang sisa tunggaknya, dan karang gigi," sebutnya.

Amel mengakui, saat berada di pesantren ia lebih bahagia, terlebih jika santri antusias berdiskusi. Ia juga kerap berbagi pengalaman bagaimana proses menjadi dokter gigi, bagaimana kuliahnya, sekolahnya harus seperti apa, dan sebagainya kepada santri.

"Pengalaman ini mendorong saya untuk terus berbagi, dengan adik adik santri. Di pesantren itu asik, semoga masih bisa diberi kesempatan untuk mendatangi pesantren lainnya. Kebersihan gigi dan mulut adalah karakter, kami ingin menanamkan karakter ini pada diri santri," urai Amel.

1428