Home Teknologi Merger GoTo, Pakar IT: Keamanan Data Harus jadi Prioritas

Merger GoTo, Pakar IT: Keamanan Data Harus jadi Prioritas

Jakarta, Gatra.com – Pakar keamanan siber Pratama Persadha menilai bahwa bergabungnya Gojek dan Tokopedia (GoTo) mempunyai konsekuensi terhadap pengelolaan data, terutama keamanan data pengguna. Sebab, keduanya mengolah data dalam jumlah besar.

"Makin besar sebuah platform, maka akan makin menarik perhatian pelaku kejahatan untuk mencoba menyerang. Bukan hanya hacker lokal, namun hacker global akan turut mengincar," terang Pratama dalam keterangannya, Kamis (20/5).

Sementara itu, keduanya juga punya pengalaman kurang baik pada sistem informasinya. Pada medio 2020 lalu, masyarakat sempat geger mengenai bocornya 91 juta lebih data pemakai Tokopedia. Sedangkan Gojek beberapa kali mengalami fraud pada banyak pemakai Gopay.

"Belum lagi adanya teknologi keuangan pada Gopay. Tidak saja data pribadi yang berpotensi dicuri penjahat siber, tapi bisa juga uang customer-nya jika pengamannya tidak benar-benar kuat," ujarnya.

Ketua Pusat Riset Keamanan Sistem Informasi dan Komunikasi (CISSReC) ini menekankan, pengamanan data harus memperoleh perhatian serius Tokopedia dan Gojek jika nanti aplikasi dan sistem benar-benar menyatu dalam satu wadah.

"Bergabungnya dua aplikasi ini akan melahirkan pembacaan data baru yang sangat tinggi nilai ekonominya. Selain itu, juga sangat signifikan bagi ketahanan-keamanan nasional," katanya.

Menurut Pratama, negara juga perlu memberi perhatian terhadap keamanan data setelah penggabungan ini. Berbeda dengan data kependudukan yang cenderung statis, data dari Gojek dan Tokopedia bersifat dinamis.

Data tersebut meliputi data jual beli dan kebutuhan masyarakat Indonesia secara nasional. Kumpulan data yang tidak dimiliki oleh lembaga negara mana pun.

"Bagaimana tidak, keduanya akan menguasai jalur distribusi manusia, barang, dan makanan. Tentu negara juga harus melihat ini sebagai peluang besar sekaligus ancaman terhadap pengamanan data dan keamanan nasional," papar pria asal Cepu, Jawa Tengah itu.

Seperti diketahui, Gojek dan Tokopedia resmi bergabung membentuk entitas baru, yang disebut-sebut memiliki ekosistem dengan sumbangan 2% dari produk domestik bruto (PDB) negara. Kabarnya, GoTo Group memiliki lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan, termasuk unit fintech yaitu GoTo Financial.

"Timing merger Gojek dan Tokopedia ini mungkin saja mengejar sebelum UU PDP [perlindungan data pribadi] disahkan. Jadi belum ada aturan teknis macam-macam terkait pengamanan data pribadi," katanya.

Meski demikian, jika nanti UU PDP sudah jadi, GoTo tetap harus melakukan penyesuaian.

303