Home Politik Soal Ganjar, Kader PDIP: Langkah Cerdas Uji Elektabilitas

Soal Ganjar, Kader PDIP: Langkah Cerdas Uji Elektabilitas

Purworejo, Gatra.com – Pemilihan Presiden (Pilpres) masih lama, tetapi sebagian masyarakat sudah memiliki jagoannya masing-masing. PDIP selaku partai penguasa, paling menjadi sorotan soal siapa calon yang diusung.

Banyak kader potensial dari partai banteng moncong putih ini. Salah satunya adalah Ganjar Pranowo yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Dalam survei terakhir dari Akar Rumput Strategic Cejyer (ARSC), pria yang dikenal dengan akronim GP itu menduduki peringkat ketiga di bawah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Menhan Prabowo Subianto.

Kemungkinan GP maju sebagai capres 2024 tersebut memantik pernyataan Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Pacul. Pernyataan Bambang menyedot perhatian publik karena menyebut GP ambisius nyapres dan sudah keterlaluan. 

Puncaknya, Ganjar tak diundang dalam acara Pembukaan Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya yang dihadiri oleh Puan Maharani. Berbagai spekulasi muncul, netizen pun ikut berkomentar membela Ganjar yang seolah-olah 'dizalimi' oleh PDIP.

Pengurus Daerah Baitul Muslimin PDIP Jawa Tengah, Emha Syaiful Mujab (Gus Ipu), mengatakan bahwa kehebohan tak diundangnya Ganjar Pranowo merupakan langkah cerdas untuk menguji elektabilitas dua kader terbaiknya.

"PDIP sebagai partai pemenang tentu harus membuat sebuah gebrakan yang sensasional untuk menaikkan citra publik bahwa PDIP memiliki beberapa stok kader yang pantas diusung dalam pertarungan Pilpres tahun 2024," ujarnya.

Menurut Gus Ipul, langkah tersebut agar perhatian masyarakat tertuju kepada figur yang saat ini menjadi trending di media. "Soal finalisasinya nanti, kan waktunya masih lama. Kalau ramai begini kan masyarakat jadi semakin hafal tokohnya, ini penting lho," kata pria yang juga menjabat direktur lembaga survei Bina Insan Cendekia itu.

Gus Ipul memprediksi, Pilpres mendatang menjadi peluang  sekaligus juga tantangan. Jika salah memasang calon yang diusung, bukan tidak mungkin PDIP akan kehilangan tahta singgasana yang sudah dua periode mereka kuasai.

"Elektabilitas calon presiden yang diusung tidak hanya berpengaruh bagi perolehan suara Pilpres saja, tetapi juga berpengaruh pada suara partai," katanya.

Karena tidak ada incumbent, pertarungan Pilpres dan Pileg mendatang sangatlah ketat dan kompetitif. Sebab, masing-masing partai maupun calonnya memiliki kesempatan yang sama untuk menang. 

Menghadapi Pemilu serentak yang diperkirakan akan membuat pertarungan 'bar-bar', diperlukan sebuah manajemen politik yang cermat, cepat, dan tepat.

"Saya berharap 'ledakan bom' kali ini akan menjadi tren positif bagi PDIP ke depan. Siapapun yang diusungnya nanti haruslah bisa membawa kemenangan. Bukan hanya untuk partai, tetapi juga kemenangan untuk Indonesia," kata pria yang juga menjabat ketua Pro Jokowi (Projo) Purworejo ini.

2958