Home Hukum Disebut Terdesak, Lekagak Telenggen Meracau Panjang Lebar

Disebut Terdesak, Lekagak Telenggen Meracau Panjang Lebar

Ilaga, Gatra.com- Aparat keamanan terus menekan posisi teroris bersenjata yang menamakan diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM). Hal tersebut membuat Komandan Operasi Nasional, TPNPB-OPM, Mayor Jenderal Lekagak Telenggen membela diri. Dia menolak pernyataan Kapolda Papua dengan memberikan foto pembakaran rumah serta penembakan ternak babi milik masyarakat.

Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM telah terima laporan resmi pada Kamis, 27/5. Operasi militer telah membakar rumah-rumah penduduk lokal dan jtembak mati semua ternak babi milik masyarakat. "Akibatnya masyarakat lokal telah mengungsi ke tempat aman untuk mencari perlindungan," kata Lekagak Telenggen.

Lekagak menanggapi pernyataan Kapolda Papua, Matius D Fakiri, 23/5, yang mengatakan bahwa Pasukan Satgas Nemangkawi telah membatasi pasukan yang dia pimpin. "Itu hal yang keliru. Ruang gerak saya dengan pasukan sudah dibatasi, itu sangat aneh. Dan saya ada di Ilaga adalah pendatang, itu juga termasuk lucu," katanya.

"Saya Lekagak Telenggen berjuang dari kecil sampai hari ini, dari tahun ke tahun. Kamu pangkat naik turun, jabatan naik turun, gaji naik turun itu karena saya dengan rakyat saya di atas tanah Papua," katanya.

"Kami perang menggunakan kekuatan Tuhan Pencipta Alam Semesta Papua. Kalian membantai saya dengan rakyat saya dari Sorong sampai Samarai, namun hasilnya kalian memungut darah itu di Sorga," katanya.

"Anda jangan sok pintar di atas pengorbanan rakyat Ndugama, Intan Jaya, Tembagapura, dan Ilaga Puncak Papua, dan Puncak Jaya. Kini kau membunuh warga sipil, dan ingat Tuhan pencipta alam semesta Papua sedang perhitungkan semua ini," urainya.

"Operasi Militer besar-besaran di Ilaga Puncak Papua dan Intan Jaya, Ndugama adalah terakhir dan cukup kami rakyat Papua korban. Pemerintahmu segera menyerah dan mengebalikan hak kedaulatan negara kami Papua Barat tanpa syarat," katanya.

"Kami ada disini siang malam bertahan hidup menderita ini untuk rakyat Papua dari Sorong sampai Samarai. Bukan milik Warga Ndugama, IntanJaya, Ilaga Punca, dan Puncak Jaya, tapi berjuang untuk negeri dan bangsa kami. Kami berdoa supaya Tuhan kutuk Anda tujuh turunan," kata Lekagak Telenggen melalui telepon selulernya dari Ilaga.

10968