Jakarta Gatra.com- Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino turut mengomentari viralnya kerumunan antrian program BTS Meal yang diluncurkan oleh restoran cepat saji asal Amerika Serikat, McDonald's. Wibi Andrino mengimbau McDonald’s Indonesia duntuk menerapkan standar protokol kesehatan anti-Covid-19, utamanya adalah menjaga jarak, dan tidak memunculkan kerumunan.
"Sangat disayangkan, disaat Pemerintah Pusat dan Daerah gencar memutus rantai penyebaran virus covid-19, dengan berbagai aturan termasuk menerapkan protokol kesehatan anti-Covid-19, justru masih ada restoran yang terkesan abai akan pentingnya protokol kesehatan anti-Covid-19," ujar Wibi, Kamis (10/06).
Menurutnya, pihak restoran selayaknya terlebih dahulu harus bisa mengantisipasi jika terjadinya lonjakan pembeli terlebih di saat pandemi seperti saat ini yang masih berlangsung, hal itu harus dipikirkan secara matang. Tak semestinya bila sampai muncul klaster baru akibat kejadian tersebut. "Ini perlu diingat kepada seluruh restoran di Jakarta. Kan jelas pemerintah mengimbau jangan adanya kerumunan. Pihak restoran harus mencegah agar tidak terjadi itu," ujar Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta ini.
Pada kesempatan itu, Wibi turut mengapresiasi kebijakan dari McDonald's Indonesia yang menerapkan skema buka-tutup akibat antrean pembeli membludak, meski menururtnya cukup terlambat. "Semestinya dari awal itu dilakukan. Kan mereka paham dan sudah pasti tau akan terjadi kerumunan," ungkap Wibi.
Selanjutnya, Widi berpesan kepada para pengemudi ojek daring untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan anti-Covid-19, serta tidak berkerumun. "Kepada kawan-kawan ojol, diharap untuk taat dengan menjalankan Prokes. Ingat keluarga di rumah," kata Wibi.
Untuk diketahui Mc Donald’s Indonesia resmi merilis menu BTS Meal pada Rabu, 9 Juni 2021, yang menampilkan kemasan khusus berlogo BTS, boyband asal Korea Selatan. Menu yang memanjakan para Army, panggilan untuk penggemar BTS itu langsung diburu sejak dijual tepat pukul 11.00 WIB di seluruh gerai McDonald’s. Hal tersebut yang akhirnya berubah menjadi polemik karena menimbulkan kerumunan dan melanggar protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.
