Home Kebencanaan Jenazah Ki Manteb Soedarsono Diiringi Bima, Janaka dan Sumpah Serapah Cucunya

Jenazah Ki Manteb Soedarsono Diiringi Bima, Janaka dan Sumpah Serapah Cucunya

Karanganyar, Gatra.com- Gending ayak mijil layu-layu mengalun lembut di pendopo Sanggar Bima Desa Doplang, Karangpandan, Karanganyar, Jateng, Jumat siang (2/7). Suara tangis menyayat hati dari anak, menantu dan cucu mengantarkan Ki Manteb Soedarsono, sang maestro dalang itu, ke peristirahatan terakhirnya.

Sanggar Boma milik dalang kondang tersebut, kini bernuansa muram. Dua orang sinden berpakaian kebaya warna hitam melantunkan tembang diiringi suara instrumen gending pilu. Di depannya, beberapa anggota keluarga mengucurkan air mata sambil meratapi kepergian Ki Manteb. Dari luar sanggar, terdengar jeritan meraung dari salah satu cucu ki Manteb bernama Tatit. Pemuda ini menyumpah serapah Covid-19 yang telah merenggut nyawa kakeknya.

Usai menghembuskan nafas terakhir sekira pukul 09.45 WIB, proses pemulasara disegerakan. Tepat setelah salat Jumat, jenazahnya diturunkan dari lantai dua kamarnya. Jenazah berbungkus kain putih itu dimasukkan ke peti mati berbalut plastik. Petugas pemulasara berpakaian hazmat berhenti sejenak untuk memberi kesempatan keluarga menunaikan salat jenazah. Setelah itu, peti dibawa ke mobil ambulans. Terlihat dua orang berpakaian hazmat dari rombongan petugas pemulasara, membawa masing-masing satu bilah wayang. Yakni karakter Bima dan Janaka.

"Seingat saya, dulu bapak (Ki Manteb) dikasih wayang Werkudara (Bima) oleh teman dalang. Beliau mendalang untuk acara khitanan. Tapi pulangnya enggak dikasih apa-apa, hanya sebilah wayang kulit karakter Werkudara. Itupun belum disungging. Sampai sekarang setiap kali pentas, wayang itu dipakai. Dalam kondisi apapun. Baik itu pentas di kampung maupun pentas ruwatan. Bahkan lakon Bharatayuda yang dimainkannya, pasti pakai wayang Werkudara itu. Beliau bilang kurang puas jika tidak memakainya. Wayang itu juga dipakai saat pentas 24 jam di Semarang," kata salah satu putra almarhum, Medhot Samiyana kepada wartawan di rumah duka, Jumat (2/7).

Bilah wayang berwarna hitam kelam itu dibawa sampai ke makam. Awak media menjaga jarak dalam meliput prosesi pemakaman, sehingga tak tahu persis bakal diapakan bilah-bilah wayang kesayangan almarhum itu di makamnya. Ki Manteb Soedarsono meninggal dunia dengan kondisi terpapar Covid-19. Selain dirinya, istrinya bernama Suwarti juga terinveksi. "Ibu OTG. Beliau baik-baik saja. Kami anak-anaknya alhamdulilah negatif Covid-19," kata Medhot.

Ia membuka rumahnya didatangi pelayat. Hanya saja harut taat protokol kesehatan. Ki Manteb Soedarsono meninggalkan enam orang anak, satu istri dan 15 cucu. Ia dimakamkan di Dusun Suwono Rt 01/Rw VIII Desa Doplang pada Jumat (2/7) pukul 13.30 WIB. Ki Manteb diakui sebagai dalang internasional namun memilih tinggal di desa. Ia memiliki sanggar Bima yang selalu didatangi siswa karawitan maupun tamu kesenian.

32013