Home Ekonomi Wapres Tekankan Pentingnya Kinerja Pasar Modal Syariah

Wapres Tekankan Pentingnya Kinerja Pasar Modal Syariah

Jakarta, Gatra.com - Wakil Presiden (Wapres), Ma'ruf Amin mengungkapkan bahwa kondisi Ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia saat ini masih terus mengalami perkembangan pesat meski di tengah situasi pandemi Covid-19.

Ma'ruf memaparkan bahwa berdasarkan laporan Islamic Finance Country Index (IFCI) 2020 menyebutkan bahwa Indonesia menempati posisi kedua dengan skor 82.01 setelah Malaysia.

Meski, kinerja pasar modal syariah yang menjadi salah satu instrumen keuangan syariah masih mengalami perlambatan. Menanggapi itu, Ma'ruf mengatakan bahwa ke depan diperlukan perluasan pasar yang lebih inklusif dan berkesinambungan guna memajukan kinerja pasar modal syariah.

“Sejalan dengan perlambatan ekonomi nasional dan global akibat pandemi Covid-19, kinerja pasar modal syariah ikut mengalami pelambatan, khususnya kinerja saham syariah dan reksadana syariah. Menghadapi situasi ini diperlukan suatu inovasi bersama yang dapat berperan sebagai katalisator perluasan market yang lebih inklusif dan berkesinambungan,” tegas Wapres Ma’ruf Amin pada acara International Conference “The Future of Islamic Capital Market: Opportunities, Challenges, and Way Forward” yang diselenggarakan oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Kamis (15/07).

Perluasan pasar modal syariah, menurut Ma'ruf, akan menjadi penting. Pasalnya hal ini merupakan faktor pendorong yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi secara makro.

“Keberadaan pasar modal syariah memiliki peran penting sebagai sumber pendanaan dan juga investasi bagi masyarakat,” ujar Wapres.

Terkait tantangan, Ma'ruf menilai bahwa terdapat dua masalah utama yang harus dihadapi dalam upaya perluasan pasar modal syariah ini. Kedua tantangan tersebut adalah peningkatan literasi terhadap masyarakat dan korporasi serta sosialisasi kepada generasi milenial sebagai generasi potensial yang tengah berada dalam masa produktif.

“Sedikitnya terdapat dua tantangan utama yang harus dihadapi dalam upaya pengembangan dan perluasan pasar kedepan, yaitu peningkatan literasi dan edukasi kepada masyarakat, korporasi, dan investor potensial, serta dilakukannya sosialisasi kepada masyarakat khususnya kepada generasi milenial dan generasi Z (i-generation) yang mudah dipahami, dapat menarik minat, dan relevan dengan kondisi kekinian,” ungkap Wapres.

Ma'ruf menilai bahwa literasi tersebut sejalan dengan Roadmap Pasar Modal Syariah Tahun 2020-2024 yang menitik beratkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Di dalam roadmap tersebut dijelaskan bahwa upaya peningkatan sumber daya manusia dilakukan melalui peningkatan literasi dan inklusi masyarakat tentang pasar modal syariah serta peningkatan kompetensi aspek syariah para pelaku pasar.

Wapres memaparkan upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk penguatan industri keuangan syariah di Indonesia khususnya terkait pasar modal syariah.

Beberapa di antaranya adalah melalui penguatan kelembagaan perbankan syariah melalui merger tiga Bank Umum Syariah yang kini dikenal dengan nama PT. Bank Syariah Indonesia dan penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), yang merupakan instrumen investasi bagi para pelaku industri keuangan syariah dan penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ritel untuk masyarakat umum.

“Total penerbitan Sukuk Ritel tersebut mencapai Rp 203 triliun, dengan total investor sebanyak 347.145 individu,” ungkap Ma'ruf.

Ma'ruf menjelaskan bahwa kini telah diterbitkan Green Sukuk yang merupakan SBSN pertama dan terbesar di dunia serta telah menerima sekitar 42 penghargaan dari berbagai lembaga internasional serta penerbitan instrumen investasi syariah di pasar modal syariah.

“OJK juga telah memberikan izin penerbitan instrumen investasi syariah di pasar modal syariah seperti reksa dana syariah dan saham syariah yang fatwanya diterbitkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN – MUI),” kata Ma'ruf.

77